Cari Blog Ini

Senin, 21 Januari 2019

Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 425


Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 425 ( 2121 - 2125 )

Terjemah Hadits ke 2121

Dari Abdullah bin Umar dan dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu 'Anhum mereka berkata bahwa dari Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam beliau bersabda:

إذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلاةِ . فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ

‘Jika panas menyengat, tundalah sholat (sholat dzuhur) hingga udara dingin, karena panas yang menyengat merupakan bagian dari tumpahan Neraka Jahannam.
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori No. 533, 534, 535, 536, 538, 539, Muslim dan Ahmad No.7495)

Terjemah Hadits ke 2122

Dari Abu Sa'id Rodhiyallahu 'Anhu dia berkata bahwa Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

أَبْرِدُوا بِالظُّهْرِ فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ

'Sholat dzuhurlah pada waktu panasnya sudah reda. Karena, sesungguhnya panas yang sangat terik itu dari uap neraka Jahannam.'"
(Terjemah Hadits Riwayat BUkhari no. 505 )

Terjemah Hadits ke 2123

Dari Ibnu Abbas Rodhiyallahu 'Anhuma dia berkata bahwa Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

أَمَّنِى جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عِنْدَ الْبَيْتِ مَرَّتَيْنِ فَصَلَّى بِىَ الظُّهْرَ حِينَ زَالَتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ قَدْرَ الشِّرَاكِ وَصَلَّى بِىَ الْعَصْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَهُ وَصَلَّى بِىَ – يَعْنِى الْمَغْرِبَ – حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ وَصَلَّى بِىَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ وَصَلَّى بِىَ الْفَجْرَ حِينَ حَرُمَ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ عَلَى الصَّائِمِ فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ صَلَّى بِىَ الظُّهْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَهُ وَصَلَّى بِىَ الْعَصْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَيْهِ وَصَلَّى بِىَ الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ وَصَلَّى بِىَ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ وَصَلَّى بِىَ الْفَجْرَ فَأَسْفَرَ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَىَّ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ هَذَا وَقْتُ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِكَ وَالْوَقْتُ مَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ

“Jibril ‘alaihis salam pernah mengimamiku di rumah dua kali.

Pertama kali, ia sholat Dzuhur bersamaku ketika matahari bergeser ke barat dan saat itu panjang bayangan sama dengan panjang tali sandal.

Lalu sholat ‘Ashar bersamaku ketika panjang bayangan sama dengan panjang benda.

Kemudian melaksanakan sholat Maghrib bersamaku ketika orang-orang berbuka puasa.

Lalu melaksanakan sholat ‘Isya’ bersamaku ketika cahaya merah saat matahari tenggelam hilang.

Kemudian sholat Fajar (shalat Shubuh) bersamaku ketika telah haram makan dan minum bagi orang yang berpuasa.

Kemudian esok harinya, ia sholat Dzuhur bersamaku ketika panjang bayangan sama dengan panjang benda.

Lalu sholat ‘Ashar bersamaku ketika panjang bayangan sama dengan dua kali panjang benda.

Kemudian sholat Maghrib bersamaku ketika orang-orang berbuka puasa.

Lalu beliau sholat ‘Isya’ hingga sepertiga malam.

Kemudian ia sholat Shubuh bersamaku setelah itu waktu isfaar.

Kemudian ia berpaling padaku dan berkata, “Wahai Muhammad, inilah waktu sholat sebagaimana waktu sholat para nabi sebelum engkau.

Batasan waktunya adalah antara dua waktu tadi.”
(Terjemah Hadits Riwayat Abu Dawud no. 393 dan Ahmad 1: 333).

Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hadits hasan shohih

Terjemah Hadits ke 2124

Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu 'Anhu dia berkata :

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا اشْتَدَّ الْبَرْدُ بَكَّرَ بِالصَّلاَةِ ، وَإِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ أَبْرَدَ بِالصَّلاَةِ

“Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam biasanya jika keadaan sangat dingin beliau menyegerakan sholat dan jika keadaan sangat panas/terik beliau mengakhirkan sholat”
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori no. 906).

Terjemah Hadits ke 2125

Dari Jabir bin Samuroh Rodhiyallahu ‘Anhu dia berkata :

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى الظُّهْرَ إِذَا دَحَضَتِ الشَّمْسُ

“Nabi Shollallahu ‘alaihi was sallam biasa mengerjakan sholat dzuhur ketika matahari telah tergelincir”
(Terjemah Hadits Riwayat Muslim No. 618 ).
,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar