Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 396
Terjemah Hadits ke 1976 @@
Dari Abu Said Al-Khudri Rodhiyallahu 'Anhu ia berkata:
صَحِبْتُ ابْنَ صَائِدٍ إِلَى مَكَّةَ فَقَالَ لِي أَمَا قَدْ لَقِيتُ مِنْ النَّاسِ يَزْعُمُونَ أَنِّي الدَّجَّالُ أَلَسْتَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّهُ لَا يُولَدُ لَهُ قَالَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدَ لِي أَوَلَيْسَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ وَلَا مَكَّةَ قُلْتُ بَلَى قَالَ فَقَدْ وُلِدْتُ بِالْمَدِينَةِ وَهَذَا أَنَا أُرِيدُ مَكَّةَ قَالَ ثُمَّ قَالَ لِي فِي آخِرِ قَوْلِهِ أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ مَوْلِدَهُ وَمَكَانَهُ وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فَلَبَسَنِي
Aku menemani Ibnu Shoid pergi ke Mekah,
Ya berkata kepadaku: Aku telah bertemu dengan beberapa orang yang menganggap bahwa aku adalah seorang Dajjal.
Apakah kamu pernah mendengar Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu tidak mempunyai anak."
Aku jawab: Iya !
Ia berkata lagi: Dan aku telah mempunyai anak. Bukankah kamu telah mendengar Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Dajjal itu tidak akan memasuki Madinah dan Mekah.
Aku menjawab: Iya !
Ia berkata lagi: Dan aku telah dilahirkan di Madinah dan sekarang aku sedang menuju ke Mekah.
Kemudian di akhir pertanyaannya dia berkata kepadaku: Demi Allah, sesungguhnya aku tahu waktu kelahirannya, tempatnya dan di mana dia.
(Terjemah Hadits Riwayat Muslim)
Terjemah Hadits ke 1977 @@
Dari Abu Umamah Rodhiyallahu ‘Anhu dia berkata bahwa Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,
إِنَّهُ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلاَّ حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ
“Tidak ada ujian di muka bumi sejak Allah ciptakan Adam, yang lebih besar melebihi fitnah Dajjal. Dan sungguh, setiap Allah mengutus seorang nabi, pasti dia akan mengingatkan umatnya dari bahaya Dajjal.”
(Terjemah Hadits Riwayat Ibnu Majah 4215).
Terjemah Hadits ke 1978 @@
Dari ‘Umar Rodhyallahu 'Anhu berkata bahwas Rosulullah ShOllallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:
بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَطُوْفُ بِالْبَيْتِ… (فَذَكَرَ أَنَّهُ رَأَى عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ ، ثُمَّ رَأَى الدَّجَّالَ، فَوَصَفَهُ، فَقَالَ:) فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيْـمٌ، أَحْمَرُ، جَعْدُ الرَّأْسِ، أَعْوَرُ الْعَيٍنِ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِئَةٌ؛ قَالُوْا: هَذَا الدَّجَّالُ أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا اِبْنُ قَطَنٍ، رَجُلٌ مِنْ خُزَاعَةَ.
“Ketika aku sedang tidur, aku (bermimpi) melakukan thawaf di sekeliling Ka’bah….”
Kemudian beliau menuturkan bahwa beliau melihat Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu melihat Dajjal lalu menggambarkan ciri fisiknya, beliau bersabda, “Tiba-tiba saja ada seorang laki-laki dengan badan yang besar, merah (kulitnya), rambutnya keriting, matanya buta sebelah, seolah-olah matanya adalah buah anggur yang menonjol.”
Mereka (para sahabat) berkata, “Orang yang paling mirip dengan Dajjal ini adalah Ibnu Quthn, seorang laki-laki dari Khuza’ah.”
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim).
Catatan
Ibnu Quthn adalah salah seorang dari kabilah Khuza’ah yang wafat pada masa jahiliyah.
Terjemah Hadits ke 1979 @@
Dari Umar Rodhiyallahu 'Anhu berkata bahwa Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam menceritakan Dajjal di tengah-tengah sahabatnya, beliau bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ، أَلاَ وَإِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى؛ كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak picak ( tidak buta sebelah), dan ketahuilah sesungguhnya al-Masih Dajjal adalah picak mata sebelah kanannya. Matanya bagaikan anggur yang menonjol.”
(Terjemmah Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim).
Terjemah Hadits ke 1980 @@
Dari an-Nawwas bin Sam’an Rodhiyallahu 'Anhu berkata bahwa Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda ketika mensifati Dajjal:
إِنَّهُ شَابٌّ، قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِيَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ.
“Sesungguhnya dia adalah seorang pemuda, rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah aku sedang menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Quthn.”
(Terjemah Hadits Riwayat Muslim).
Catatan :
Makna kata mensifati adalah tanda lahiriah atau rupa dan keadaan yang tampak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar