Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Januari 2019

Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 403

Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 403

Terjemah Hadits ke 2011

Dari Abbas bin Abdul Muthollib Rodhiyallahu 'Anhu berkata: bahwa dia mendengar Rosûlullâh Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:

ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

"Yang bisa merasakan manisnya iman adalah orang yang rela Allah sebagai Robbnya, Islam sebagai diennya, dan Muhammad sebagai Nabinya ( Rosulnya)
(Terjemah Hadits Riwayat Ahmad No.1683)

Terjemah Hadits ke 2012

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu 'Anhu berkata bahwa Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلاَةُ الْمَكْتُوْبَةُ، فَإِنْ أَتَمَّهَا وَإِلاَّ قِيْلَ: انْظُرُوا هَلْ لَهُ مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَإِنْ كاَنَ لَهُ تَطَوُّعٌ أُكْمِلَتِ الْفَرِيْضَةُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ يُفْعَلُ بِسَائِرِ اْلأَعْمَالِ الْمَفْرُوْضَةِ مِثْلُ ذَلِكَ

“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba nanti pada hari kiamat adalah sholat wajib.

Jika ia sempurnakan sholat yang wajib tersebut maka sempurna amalannya,

Namun jika tidak (sempurna) dikatakanlah, ‘Lihatlah, apakah orang ini memiliki amalan tathowwu’ (sholat sunnah)?’

Bila ia memiliki amalan tathowwu’, disempurnakanlah sholat wajib yang dikerjakannya dengan sholat sunnahnya.

Kemudian seluruh amalan yang difardhukan juga diperbuat semisal itu.”
(Terjemah Hadits Riwayat Ibnu Majah no. 1425 dan riwayat lainnya)

Hadits ini dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rohimahullah dalam Kitab Shahih Sunan Ibnu Majah dan Al-Misykat no. 1330-1331

Terjemah Hadits ke 2013 ( Dikeluarkan dari Neraka)

Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu 'Anhu berkata bahwa Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:

يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيْرَةً، ثُمَّ يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّةً، ثُمَّ يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ ذَرَّةً

“Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah dan di hatinya ada kebaikan (iman) seberat sya’ir (satu jenis gandum).

Kemudian akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah dan di hatinya ada kebaikan seberat burrah (satu jenis gandum juga).

Kemudian akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah dan di hatinya ada kebaikan seberat semut yang sangat kecil.”
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori no. 44 dan Muslim no. 477)

Terjemah Hadits ke 2014

Dari Ummu Salamah Rodhiyallahu ‘Anha, ia berkata, “Aku berkata, wahai Rosulullah, sesungguhnya aku adalah wanita yang mengepang rambut, apakah harus aku lepas apabila mandi junub?”
Beliau bersabda :

لاَ إِنَّمَا يَكْفِيكِ أَنْ تَحْثِى عَلَى رَأْسِكِ ثَلاَثَ حَثَيَاتٍ ثُمَّ تُفِيضِينَ عَلَيْكِ الْمَاءَ فَتَطْهُرِينَ

“Tidak, cukup engkau tuangkan air ke atas kepalamu sebanyak tiga kali, kemudian engkau tuangkan air ke seluruh tubuhnya hingga suci.”
(Terjemah Hadits Riwayat Muslim, no. 330)

Terjemah Hadits ke 2015

Dari Ummu Salamah pernah bertanya pada Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai Rosulullah mengapa engkau lebih sering berdo’a dengan do’a,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

’Ya muqollibal qulubi tsabbit qolbii ‘ala diinika

=Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’. ”

Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam seraya menjawab,

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.”

Setelah itu Mu’adz bin Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) membacakan ayat,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8)
(Terjemah Hadits Riwayat Tirmidzi, no. 3522; Ahmad, 6: 315.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar