Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 464 ( 2316 - 2320 )
Terjemah Hadits ke 2316
Dari Ummu Salamah Rodhiyallahu 'Anha dia berkata bahwa Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ الْمَسْجِدَ لاَ يَحِلُّ لِجُنُبٍ وَلاَ لِحَائِضٍ . واه ابن ماجه
Sesungguhnya masjid tidak halal bagi orang yang sedang junub dan bagi perempuan yang sedang haidh.”
(Terjemah Hadits Riwayat Ibnu Mâjah, no. 645 )
Terjemah Hadits ke 2317
Dari 'Aisyah Rodhiyallahu 'Anha dia berkata :
قَدِمْتُ مَكَّةَ وَأَنَا حَائِضٌ وَلَمْ أَطُفْ بِالْبَيْتِ وَلاَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ قَالَتْ فَشَكَوْتُ ذَلِكَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ افْعَلِي كَمَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِي بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِي
“Aku datang ke Mekkah sedangkan aku dalam keadaan haid dan aku belum thawaf di Ka’bah dan juga belum (sa’i) antara Shafa dan Marwa.”
Aisyah berkata: “Maka aku adukan hal tersebut kepada Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam,”
Lalu beliau bersabda: “Lakukanlah apa-apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji selain thawaf di Ka’bah”
( Terjemah Hadits Riwayat Bukhori )
Terjemah Hadits ke 2318
Dari 'Aisyah Rodhiyallahu 'Anha dia menceritakan pengalamannya ketika berhaji bersama Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam
خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ . . فَقَدِمْتُ مَكَّةَ وَأَنَا حَائِضٌ وَلَمْ أَطُفْ بِالْبَيْتِ وَلا بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ ، فَشَكَوْتُ ذَلِكَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : انْقُضِي رَأْسَكِ وَامْتَشِطِي وَأَهِلِّي بِالْحَجِّ
Saya ikut haji wada’ bersama Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam..
Ketika sampai di Mekah, saya mengalami haid, sehingga tidak bisa thawaf di Ka’bah dan tidak sa’i.
Akupun mengadukan hal ini kepada Nabi Shollallahu ‘Alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Lepas gelunganmu, bersisirlah, dan niatkan ihram untuk berhaji.”
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori 1556 dan Muslim 1211).
Terjemah Hadits ke 2319
Dari Ibnu Abbas Rodhiyallahu 'Anhuma dia berkata bahwa Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
الْحَائِضُ وَالنُّفَسَاءُ إِذَا أَتَتَا عَلَى الْوَقْتِ (أَيْ : الْمِيقَات) تَغْتَسِلانِ وَتُحْرِمَانِ وَتَقْضِيَانِ الْمَنَاسِكَ كُلَّهَا غَيْرَ الطَّوَافِ بِالْبَيْتِ
Wanita haid dan nifas ketika tiba di miqot maka dia mandi dan berniat ihram, serta boleh melakukan semua manasik selain thawaf di Ka’bah.
(Terjemah Hadits Riwaya Abu Dawud 1744)
Hadits ini dishahihkan oleh Syaik al-Albani.
Terjemah Hadits ke 2320
Dari Asma’ bintu Abu Bakar Rodhiyallahu ‘Anha ia bercerita:
“Seorang wanita datang kepada Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wassalam, lalu berkata, ‘Baju salah seorang dari kami terkena darah haid. Apa yang harus dia lakukan terhadap baju tersebut?’
Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab (bersabda) :
تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيْهِ
“Dia mengerik darah itu, kemudian menggosok bagian baju yang terkena darah itu dengan ujung jari dengan air, lalu mencucinya, kemudian sholat dengan baju tersebut.”
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar