Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 296
Terjemah Hadits ke 1476 ( UlasanTerjemah Hadits ke 23)
Dari Jabir bin ‘Abdillah dan Ibnu Abbas Rodhiyallahu ‘Anhum berkata bahwa Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
اَلْفَجْرُ فَجْرَانِ : فَأَمَّا اْلفَجْرُ الَّذِي يَكُونُ كَذَنَبِ السَّرْحَانِ فَلاَ تَحِلُّ الصَّلاَةُ فِيْهِ وِلاَ يُحْرَمُ الـَّطعَامُ، وَأَمَّا اَّلذِي يَذْهَبُ مُسْتَطِيْلاً فِي اْلأُفُقِ فَإنَّهُ تُحِلُّ الصَّلاَةُ وَ يُحْرَمُ الـَّطعَامُ
“Fajar ada dua macam (pertama), fajar yang bentuknya seperti ekor serigala maka belum dibolehkan dengannya sholat (subuh) dan masih dibolehkan makan. Dan (kedua) fajar yang membentang di ufuk timur adalah fajar yang dibolehkan di dalamnya sholat (subuh) dan diharamkan makan (sahur).” ( Terjemah Hadits Riwayat Al-Hakim)
Terjemah Hadits ke 1477
Dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallahu 'Anhu berkata :
(( إنَّ بلاَلاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى تَسْمَعُوا أذَانَ ابْنِ أمِّ مَكْتومٍ ))
Saya mendengar Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah sampai mendengar adzannya Ibnu Ummi Maktum.” (Terjemah Hadits Riwayat Muslim hadits no. 37-1092)
Terjemah Hadits ke 1478
Dari Jabir Rodhiallahu ‘Anhu berkata bahwa Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda :
َصَّلى َرُسْوُلاهلل الُّصْب َح ِحْيَن َتَبَّيَن َلُهالُّصْب ُح.
“Rosulullah Sholallohu `Alaihi Wa sallam sholat subuh ketika tampak terang subuh pada beliau (fajar shodiq).“ (Terjemah Hadits Riwayat Nasa’i, 543)
Catatan:
Dilansir dari Berita Nahi Munlar.com yang dimuat tanggal 22 Agustus 2017 mengabarkan:
Hasil Penelitian ISRN: Jadwal Waktu Subuh di Indonesia Mendahului 28 Menit dan masih fajar kidzib,Oleh sebab itu Jadwal Sholat Subuh perlu dikoreksi.
Dilansir dari Anggota Tim Hisab Rukyat, Kementerian Agama
Terjemah Hadits ke 1479
Dari Abdullah bin Umar Rodhiallahu ‘Anhu berkata :
ووقت الصلاة الصبح من الطلوع الفجر ما لم تطلع الشمس
“Waktu sholat Shubuh itu sejak terbitnya fajar sampai sebelum terbitnya matahari”(Terjemah Hadits Riwayat Muslim 612)
Terjemah Hadits ke 1480
Dari Simak bin Harb rohimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh Rodhiyallahu 'Anhu
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Apakah engkau sering menemani Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam duduk?”
Jabir bin Samuroh Rodhiyallahu 'Anhu menjawab :
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.
“Iya. Beliau Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah sholat shubuh hingga terbit matahari.
Apabila matahari terbit, beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat sholat).
Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (Terjemah Hadits Riwayat Muslim no. 670)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar