Cari Blog Ini

Kamis, 17 September 2020

Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 731

 

Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 731 ( 3.651 - 3.655 ) ✍️

Terjemah Hadits ke 3.651

َوَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رضي الله عَنْهُ قَالَ: ( جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اَللَّهُ وَأَحَبَّنِي اَلنَّاسُ. فـقَالَ: اِزْهَدْ فِي اَلدُّنْيَا يُحِبُّكَ اَللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ اَلنَّاسِ يُحِبُّكَ اَلنَّاسُ ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَه وَسَنَدُهُ حَسَنٌ

Dan Dari Sahal Ibnu Sa'ad Rodhiyallahu 'Anhu berkata: Ada seseorang menghadap Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata:

"Tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang bila aku melakukannya aku disukai Allah dan manusia.

Beliau bersabda: Zuhud dari dunia, Allah akan mencintaimu dan Zuhud dari apa yang dimiliki orang, mereka akan mencintaimu.
( Terjemah Hadits Riwayat Ibnu Majah dan riwayat lainnya dengan sanad hasan).

Catatan :

Syaikhul Islam Rohimahullah mengatakan, zuhud yang disyari’atkan ialah meninggalkan rasa gemar terhadap apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.

Terjemah Hadits ke 3.652

Terjemah Hadits berikut ini Tentang Memaksimalkan Harta sebanyak-banyaknya untuk Mendukung Taqwa

"TIDAK MENGAPA SESEORANG ITU KAYA ASALKAN BERTAQWA

عَنْ مُعَاذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خُبَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمِّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَ قَالَ كُنَّا فِي مَجْلِسٍ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى رَأْسِهِ أَثَرُ مَاءٍ فَقَالَ لَهُ بَعْضُنَا نَرَاكَ الْيَوْمَ طَيِّبَ النَّفْسِ فَقَالَ أَجَلْ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ أَفَاضَ الْقَوْمُ فِي ذِكْرِ الْغِنَى فَقَالَ : لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النَّعِيمِ

“Dari Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya dari pamannya Rodhiyallahu 'Anhum ia berkata, “Kami sedang duduk-duduk dalam sebuah majelis, lalu Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam datang, sementara di kepalanya masih ada sisa air mandi. Sebagian kami berkata kepada beliau, “Hari ini kami melihatmu tampak bahagia,”

Beliau lantas menjawab: “Benar, segala puji bagi Allah ( Benar , Alhamdulillah).”

Setelah itu orang-orang hanyut dalam perbincangan masalah kekayaan hingga beliau pun bersabda:

لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النَّعِيمِ

La ba’sa bil ghina limanit taqo, wash shihatu limanit taqo khoirum minal ghoni, wa thibun nafsi minan na’im

"TIDAK MENGAPA SESEORANG ITU KAYA ASALKAN BERTAQWA
Dan sehat bagi orang yang bertaqwa itu lebih baik dari kaya.
Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.”
( Terjemah Hadits Riwayat Ibnu Majah , Ahmad )

SILAKAN MENJADI ORANG YANG KAYA ASALKAN BERTAQWA
ORANG KAYA YANG BERTAQWA DAN BERSYUKUR, DERAJATNYA PALING TINGGI DI SISI ALLAH AZZA WA JALLA

BAGI BISNIS PT BEST BANDUNG GO BERKAH NO RIBA.

Terjemah Hadits ke 3.653

Terjemah Hadits berikut ini tentang ORANG YANG KAYA SEBENARNYA.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu 'Anhu berkata : Dari Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati (kaya jiwa) yang selalu merasa cukup."
( Terjemah Hadits Riwayat Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Terjemah Hadits ke 3.654

Terjemah Hadits berikut ini tentang ORANG YANG KAYA SEBENARNYA.

عَن اَبيِ ذًرٍ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُ قَالَ : قَالَ لِي رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَبَا ذَرّ أَتَرَى كَثْرَة الْمَال هُوَ الْغِنَى ؟ قُلْت : نَعَمْ . قَالَ : وَتَرَى قِلَّة الْمَال هُوَ الْفَقْر ؟ قُلْت : نَعَمْ يَا رَسُول اللَّه . قَالَ : إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْب ، وَالْفَقْر فَقْر الْقَلْب

Dari Abu Dzar Rodhiyallahu 'Anhu berkata : Bersabda ( Bertanya) Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam kepadaku :

“Wahai Abu Dzar, apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itulah yang disebut kaya ( disebut ghoni)?”

Abu Dzar menjawab : "Betul "

Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir?”

Abu Dzar menjawab dengan jawaban serupa : " Betul Wahai Rosulullah ?

Lantas beliau pun bersabda, “Sesungguhnya yang namanya kaya (yang namanya ghoni) adalah kayanya hati (hati yang selalu merasa cukup). Sedangkan fakir adalah fakirnya hati (hati yang selalu merasa tidak puas).”
( Terjemah Hadits Riwayat Ibnu Hibban ).

Catatan :

1.Syaikh Syu’aib Al Ar nauth berkata bahwa sanad hadits ini shohih
.
2. Jumhur Ulama Ahli Hadits mengatakan :

غِنَى النَّفْس مَا يَكْفِيك مِنْ سَدّ حَاجَة فَإِنْ زَادَ شَيْئًا عَادَ ذَاكَ الْغِنَى فَقْرًا

“Kaya hati adalah merasa cukup pada segala yang engkau butuh. Jika lebih dari itu dan terus engkau cari, maka itu berarti bukanlah ghina (bukan kaya hati), namun malah fakir hati (miskinnya hati)
( Lihat Kitab Lihat Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolan)

Terjemah Hadits ke 3.655

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ.

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu 'Anhu berkata : Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :

“Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.”
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar