Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 695 ( 3.471 - 3.475)
Terjemah Hadits ke 3.471
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله أَنَّهَا قَالَتْ : صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم خلف أبي بكر في مرضه الذي مات في قاعدا
Dari 'Aisyah Rodhiyallahu 'Anha berkata : Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wa salam ketika sakit, sholat di belakang Abu Bakar sambil duduk dan berselimut dengan kain”.
( Terjemah Hadits Riwayat Tirmidzi)
Terjemah Hadits ke 3.472
Terjemah Hadits berikut ini dilarang memukul budak, dilarang memukul pembantu rumah tangga
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ:بَيْنَا أَنَا أَضْرِبُ مَمْلُوكًا لِي إِذَا رَجُلٌ يُنَادِي مِنْ خَلْفِي اعْلَمْ يَا أَبَا مَسْعُودٍ اعْلَمْ يَا أَبَا مَسْعُودٍ فَالْتَفَتُّ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ وَاللَّهِ لَلَّهُ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا قَالَ فَحَلَفْتُ لَا أَضْرِبُ مَمْلُوكًا لِي أَبَدًا
Saat aku memukul budakku, tiba-tiba seseorang memanggil-manggilku dari belakang; "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud, ketahuilah wahai Abu Mas'ud!"
Lalu aku menoleh ternyata Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam, beliau bersabda; "Demi Allah sungguh Allah lebih kuasa atasmu daripada kuasamu atas budak itu."
Berkata Abu Mas'ud; Semenjak itu aku bersumpah untuk tidak memukul budak milikku selamanya.
( Terjemah Hadits Riwayat Hadits Ahmad )
Terjemah Hadits ke 3.473
Terjemah Hadits berikut ini tentang Rosulullah Shollallahu "Alaihi Wa sallam yang sholat menjadi makmum
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله أَنَّهَا قَالَتْ : لَمَّا مَرِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَضَهُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ فَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَأُذِّنَ فَقَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَقِيلَ لَهُ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ أَسِيفٌ إِذَا قَامَ فِي مَقَامِكَ لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ وَأَعَادَ فَأَعَادُوا لَهُ فَأَعَادَ الثَّالِثَةَ فَقَالَ إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ فَخَرَجَ أَبُو بَكْرٍ فَصَلَّى فَوَجَدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ نَفْسِهِ خِفَّةً فَخَرَجَ يُهَادَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ كَأَنِّي أَنْظُرُ رِجْلَيْهِ تَخُطَّانِ مِنْ الْوَجَعِ فَأَرَادَ أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَتَأَخَّرَ فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ مَكَانَكَ ثُمَّ أُتِيَ بِهِ حَتَّى جَلَسَ إِلَى جَنْبِهِ
Dari 'Aisyah Rodhiyallahu 'Anha berkata : " Ketika Rosulullah Shollallahu 'Alaii Wasallam Sakit di akhir hayatnya,
lalu datanglah waktu sholat dan Bilal telah beradzan, maka beliau bersabda: “Perintahkan Abu Bakar agar mengimami sholat,”
lalu ada yang berkata kepada beliau : “Sungguh Abu Bakar seorang yang lembut hati. Apabila menggantikan kedudukan engkau, ia tidak dapat mengimami orang banyak”.
Beliau mengulangi lagi perintahnya dan merekapun mengulangi pernyataan tersebut,
lalu beliau mengulanginya yang ketiga kalinya dan bersabda:: “Kalian ini seperti wanita-wanita dalam kisah Yusuf. Perintahkan Abu Bakar agar mengimami orang sholat,”
Lalu Abu Bakar berangkat dan mengimami sholat.
Kemudian Nabi Shollallahu ‘Alaihi wa sallam merasakan sakitnya agak ringan, lalu beliau keluar dengan bersandar pada dua orang, seakan-akan aku melihat kakinya gontai (tidak mantap dalam melangkah) karena rasa sakit.
Lalu Abu Bakar ingin mundur, maka beliau memberikan isyarat untuk tetap di tempatnya, kemudian mendatanginya dan duduk di sebelah Abu Bakar”
( Terjemah Hadits Riwayat Bukhari)
Terjemah Hadits ke 3.474
Terjemah Hadits berikut ini tentang penganti imam sholat yang udzur ketika dalam sholat
Dari Sahl bin Sa’ad as Sa’idi Rodhiyallahu 'Anhu berkata :
فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ فِي الصَّلَاةِ فَتَخَلَّصَ حَتَّى وَقَفَ فِي الصَّفِّ فَصَفَّقَ النَّاسُ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ لَا يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ فَلَمَّا أَكْثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ الْتَفَتَ فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ امْكُثْ مَكَانَكَ فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَدَيْهِ … ثُمَّ اسْتَأْخَرَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى اسْتَوَى فِي الصَّفِّ وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَثْبُتَ إِذْ أَمَرْتُكَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ مَا كَانَ لِابْنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنْ يُصَلِّيَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “
Lalu datanglah Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam mendapati orang-orang telah sholat, maka beliau Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam menerobos sampai berdiri di barisan shalat.
Lalu orang-orang tepuk tangan ( memberi isyarat kepada Abu Bakar yang menjadi imam sholat).
Adapun Abu Bakar, waktu itu tidak melirik dalam sholatnya. Tetapi ketika banyak yang bertepuk tangan, maka ia menengok ke samping dan melihat Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam,
Lalu Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam memberi isyarat untuknya agar ia tetap pada posisinya.
Kemudian Abu Bakar mengangkat kedua tangannya. Lalu Abu Bakar mundur hingga sejajar dengan shof (barisan) dan Rasulullah maju.
Ketika sholat selesai, beliau Shollallahu ‘Alaihi wa sallam bertanya: “Wahai Abu Bakar, apa yang mencegahmu untuk tetap menjadi imam ketika aku perintahkan?”
Abu Bakar menjawab,”Tidaklah boleh Ibnu Abi Quhafah sholat di depan Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa sallam “. ( Terjemah Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim = Muttafaqun ‘Alaihi)
Terjemah Hadits ke 3.475 ( Ulasan )
Terjemah Hadits berikut ini tentang YANG BERHAK MENJADI IMAM SHOLAT JAMA'AH
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ الأَنْصَارِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِى السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِى الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ وَلاَ يَقْعُدْ فِى بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
Dari Abu Mas’ud Al Anshori Rodhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda :
“Yang menjadi imam dari suatu kaum adalah orang yang paling banyak hafalan terhadap Kitab Allah (Al Qur’an),
jika diantara mereka ada yang memiliki hafalan sama maka yang menjadi imam mereka adalah orang yang paling paham tentang sunnah Nabi (hadits)
jika diantara mereka masih sama maka yang paling dahulu hijroh
jika mereka dalam masalah hijroh sama maka yang lebih dahulu masuk islam.
Janganlah seorang laki-laki menjadi imam seorang lelaki yang lain yang merupakan sulthonnya dalam daerah kekuasaan sulthon tersebut dan tidak pula di rumah orang yang di datanginya sebagai bentuk pemulian baginya kecuali atas idzin orang tersebut”.
( Terjemah Hadits Riwayat Muslim)
Catatan : Yang dimaksud yang paling lebih dahulu Hijrah (maksudnya yang lebih dulu menempati tempat itu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar