Himpunan Hadits Yang Terpencar ke 679 ( 3.391 - 3.395)
Terjemah Hadits ke 3.391
Terjemah Hadits tentang obat penyembuh segala macam penyakit.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَال : ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﺒَّﺔِ ﺍﻟﺴَّﻮْﺩَﺍﺀِ : ( ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺩَﺍﺀٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﺴَّﺎﻡَ )
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu 'Anhu berkata bahwa Sesungguhnya dia mendengar Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Pada jintan hitam ( habbatus sauda ) ada obat penyembuhan dari segala penyakit kecuali sam.
( Terjemah Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan:
1.Ibnu Syihab berkata: arti sam adalah kematian.
2.Nama lengkap Ibnu Syihab adalah Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin Syihab bin 'Abdullah bin al-Harith bin Zuhrah
Terjemah Hadits ke 3.392
Terjemah Hadits tentang obat penyembuh segala macam penyakit.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ هَذِهِ اْلحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلاَّ مِنَ السَّامِ. قُلْتُ: وَمَا السَّامُ؟ قَالَ: اَلْمَوْتُ
Dari 'Aisyah Rodhiyallhu 'Anha berkata bahwa dia mendengar Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya al-Habbatus Sauda’ ini adalah obat kesembuhan dari setiap penyakit kecuali dari as-Sam”. Kataku (Aisyah): Apa itu as-Sam?
beliau menjawab: “Kematian”.
(Terjemah Hadits Riwayat Bukhori )
Mcam-macam merk kapsul yang terbuat dari habbatus sauda antara lain ;
1. Kamil 2.Habtus Sauda 3. Habbasyi Pro 4. Habspro 5 dan lain sebagainya
Terjemah Hadits ke 3.393
عَنْ عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْبَطْحَاءِ فَمَرَّتْ سَحَابَةٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُونَ مَا هَذَا قَالَ قُلْنَا السَّحَابُ قَالَ وَالْمُزْنُ قُلْنَا وَالْمُزْنُ قَالَ وَالْعَنَانُ قَالَ فَسَكَتْنَا فَقَالَ هَلْ تَدْرُونَ كَمْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ قَالَ قُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ بَيْنَهُمَا مَسِيرَةُ خَمْسِ مِائَةِ سَنَةٍ وَمِنْ كُلِّ سَمَاءٍ إِلَى سَمَاءٍ مَسِيرَةُ خَمْسِ مِائَةِ سَنَةٍ وَكِثَفُ كُلِّ سَمَاءٍ مَسِيرَةُ خَمْسِ مِائَةِ سَنَةٍ وَفَوْقَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ بَحْرٌ بَيْنَ أَسْفَلِهِ وَأَعْلَاهُ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ فَوْقَ ذَلِكَ ثَمَانِيَةُ أَوْعَالٍ بَيْنَ رُكَبِهِنَّ وَأَظْلَافِهِنَّ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ فَوْقَ ذَلِكَ الْعَرْشُ بَيْنَ أَسْفَلِهِ وَأَعْلَاهُ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَوْقَ ذَلِكَ وَلَيْسَ يَخْفَى عَلَيْهِ مِنْ أَعْمَالِ بَنِي آدَمَ شَيْءٌ
Dari ’Abbas bin ’Abdil-Muththolib Rodhiyallahu 'Anhu berkata:
“Suatu ketika kami duduk bersama Rosûlullâh Shollallahu ‘Alaihi wa sallam di al-Bath-ha`. Maka lewatlah segumpal awan,
dan Rosûlullâh Shollallahu ‘Alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apa ini?’
Kami menjawab, ‘Awan.’
Beliau bersabda ‘(Awan) disebut juga dengan muzn dan ‘anan.’
Kamipun diam.
Lalu beliau bertanya, ‘Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bumi ?’
Kami menjawab, ‘Allâh Azza wa Jalla dan RosulNya lebih mengetahui.’
Beliau bersabda, ‘Jarak antara langit dan bumi seperti jarak perjalanan lima ratus tahun tahun ( 500 tahun).
Jarak antara satu langit ke langit lainnya seperti jarak perjalanan lima ratus tahun tahun ( 500 tahun).
Ketebalan masing-masing langit seperti jarak perjalanan lima ratus tahun tahun.( 500 tahun)
Di atas langit yang ketujuh ada samudera, dan antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dan bumi.
Kemudian di atasnya ada delapan kambing liar yang jarak antara lutut dan telapak kakinya seperti jarak antara langit dan bumi.
Dan di atasnya ada ‘Arsy yang jarak antara dasar dan puncaknya seperti jarak antara langit dan bumi.
Dan Allâh Azza wa Jalla Yang Maha Suci dan Tinggi di atasnya, tidak tersembunyi dari-Nya sesuatupun dari perbuatan anak Adam”
( Terjemah Hadits Riwayat Ahmad (no. 1.770), Abu Dawud (no. 4.725), at-Tirmidzi (no.3.320) dan yang lain.
Terjemah Hadits ke 3.394
عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَثَابِتٌ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَقَالَ ثَابِتٌ يَا أَبَا حَمْزَةَ اشْتَكَيْتُ فَقَالَ أَنَسٌ أَلَا أَرْقِيكَ بِرُقْيَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلَى قَالَ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Dari Abdul Aziz dia berkata; "Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik Rodhiyallahu 'Anhu
Lalu Tsabit berkata; "Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit."
Maka Anas berkata; "Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rosulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam?"
Dia menjawab; "Tentu."
Anas berkata (membacakan do'a ruqyahnya) :
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
"ALLAHUMMA ROBBAN NASI MUDZHIBAL BA`SI ISYFI ANTA SYAFI LA SYAFIYA ILLA ANTA SYIFA`AN LA YU-GHODIRU SAQAMA
=Ya Allah Robb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah. sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit "
( Terjemah Hadits Riwayat Bukhari Nomor 5301)
Terjemah Hadits ke 3.395
عَنْ جُوَيْرِيَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ رضي اللَّه عنها قالت :أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَيْهَا وَهِيَ فِي الْمَسْجِدِ تَدْعُو ثُمَّ مَرَّ بِهَا قَرِيبًا مِنْ نِصْفِ النَّهَارِ فَقَالَ لَهَا مَا زِلْتِ عَلَى حَالِكِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ أَلَا أُعَلِّمُكِ يَعْنِي كَلِمَاتٍ تَقُولِينَهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ رِضَا نَفْسِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ رِضَا نَفْسِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ رِضَا نَفْسِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ زِنَةَ عَرْشِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ زِنَةَ عَرْشِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ زِنَةَ عَرْشِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Dari Juwairiyyah bintu Al Harits Rodhiyallahu 'Anha berkata bahwa Nabi Sholallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah melewatinya dan ia sedang berdo'a di masjid.
Kemudian beliau melewatinya lagi ketika menjelang Zhuhur pada pertengahan siang, lantas beliau bersabda kepadanya: "Kamu masih dalam posisimu semula?"
Ia menjawab, "Ya".
Lalu beliaumeneruskan sabdanya: "Maukah aku ajarkan tentang suatu kalimat yang bisa kamu ucapkan:
سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ رِضَا نَفْسِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ رِضَا نَفْسِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ رِضَا نَفْسِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ زِنَةَ عَرْشِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ زِنَةَ عَرْشِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ زِنَةَ عَرْشِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Subhanallohi ‘Adada kholqihi, Subhanallohi ‘Adada kholqihi, Subhanallohi ‘Adada kholqihi.
Subhanallohi Ri-dho Nafsihi, Subhanallohi Ri-dho Nafsihi, Subhanallohi Ri-dho Nafsihi,
Subhanallohi Zinata ‘Arsyihi,Subhanallohi Zinata ‘Arsyihi, Subhanallohi Zinata ‘Arsyihi,
Subhanallohi Midada Kalimatihi, Subhanallohi Midada Kalimatihi, Subhanallohi Midada Kalimatihi,
Maha suci Allah sejumlah bilangan mahluk-Nya,
Maha suci Allah sejumlah bilangan mahluk-Nya,
Maha suci Allah sejumlah bilangan mahluk-Nya,
Maha suci Allah dengan keridhoan diri-Nya,
Maha suci Allah dengan keridhoan diri-Nya,
Maha suci Allah dengan keridhoan diri-Nya,
Maha suci Allah (seberat) timbangan 'Arsy-Nya',
Maha suci Allah (seberat) timbangan 'Arsy-Nya',
Maha suci Allah (seberat) timbangan 'Arsy-Nya',
Maha suci Allah sebanyak kalimat-Nya,
Maha suci Allah sebanyak kalimat-Nya,
Maha suci Allah sebanyak kalimat-Nya."
( Terjemah Hadits Riwayat Nasa'i No. 1335 - Kitab Sahwi (Kitab Lupa)
Catatan:
1.Namanya adalah Juwairiyyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar bin ‘Aidz bin Malik bin Khuzaimah, berasal dari Bani Mushthaliq. Nama aslinya adalah Barrah. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya nama Juwairiyyah. Suaminya dahulu bernama Musafi’ bin Shafwan Al-Musthaliqi yang mati dalam keadaan kafir saat perang Muraisi’. Ada juga yang menyatakan bahwa suaminya yang dulu adalah Shafwan bin Malik bin Khuzaimah, yang merupakan anak dari pamannya.
2.Jumhur ulama (mayoritas ulama) mengatakan bahwa Juwairiyyah bintu Al Harits Rodhiyallahu 'Anha meninggal dunia pada bulan Robi’ul Awwal tahun 56 H di masa Kholifah Mu’awiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar