Cari Blog Ini

Minggu, 21 Agustus 2016

Sayyidina - Asbabun Nuzul Turunnya Ayat 63 Surat An-Nur



Asbabun Nuzul ( Sebab Musabab) Turunnya Ayat 63 Surat An-Nur
 
Dilarang memanggil Nabi dengan nama panggilan gelar, kunyah, jejuluk 

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 63 Surat An-Nur

لَّا تَجۡعَلُواْ دُعَآءَ ٱلرَّسُولِ بَيۡنَكُمۡ كَدُعَآءِ بَعۡضِكُم بَعۡضٗاۚ قَدۡ يَعۡلَمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنكُمۡ لِوَاذٗاۚ فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ ٦٣

63. Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan ( gelar, kunyah, jejuluk ) sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih

Asbabun Nuzul ayat 63 Surat An Nur Dilarang memanggil atau menyebut Nabi Muhammad Shollallahu ’Alaihi Wa Sallam dengan panggilan gelar, jejuluk , kunyah yang biasa dilakukan oleh orang bangsa Arab Jaman Jahiliyah seperti istilah : Tuan, Pangeran. Abul Qosim , Kanjeng Gusti, Sayyidina

Perhatikanlah Terjemah Hadits Nabawi berikut ini !

Terjemah Hadits Nabawi ke 1
عَنْ مُطَرِّفٍ قَالَ َ أَبِى انْطَلَقْتُ فِى وَفْدِ بَنِى عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّه-صلى الله عليه وسلم- فَقُلْنَا أَنْتَ سَيِّدُنَا- فَقَالَ « السَّيِّدُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
Dari Muthorrif berkata: Ayahku mengatakan: Saya pernah pergi bersama rombongan Bani Amir ke tempat tinggal Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam, lalu kami berkata: Kamu adalah : Sayyidina kami , Maka Beliau bersabda : Sayyid itu Allah Yang Maha Berkah dan Maha Luhur (Terjemah Hadits Riwayat Abu Dawud 4808)

Terjemah Hadits Nabawi ke 2

عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ص فِى السُّوْقِ فَقَالَ رَجُلٌ: يَا اَبَا اْلقَاسِمِ، فَالْتَفَتَ النَّبِيُّ ص فَقَالَ: سَمُّوْا بِاسْمِى وَ لاَ تَكْتَنُوْا بِكُنْيَتِى. البخارى
Dari Anas RA, dia berkata : Dahulu ketika Nabi SAW di pasar, ada seorang laki-laki memanggil, "Wahai Abul Qasim". Nabi Shollallahu ’Alaihi Wa Sallam menoleh, lalu beliau bersabda, "Sebutlah nama ku dan janganlah memakai nama gelarku (kunyah jejulukku)". [Terjemah Hadits Riwayat Bukhari juz 4, hal. 163]

Terjemah Hadits Nabawi ke 3
Rosulullah Shollallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda :

لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُه
Janganlah kamu menyanjungku sebagaimana sanjungan Nasrani terhadap Ibnu Maryam, sesungguhnya aku ini seorang hamba, maka katakanlah aku hamba Allah dan Rasul-Nya. (Terjemah Hadits  Bukhari)

Terjemah Hadits Nabawi ke 4
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ اَبِيْهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لِى خَمْسَةُ اَسْمَاءٍ اَنَا مُحَمَّدٌ وَ اَحْمَدُ وَ اَنَا اْلمَاحِى الَّذِى يَمْحُو اللهُ بِيَ اْلكُفْرَ وَ اَنَا اْلحَاشِرُ الَّذِى يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِى وَ اَنَا اْلعَاقِبُ. البخارى
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im RA, dari ayahnya, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Aku mempunyai lima nama. Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Al-Mahi dimana Allah menghapus kekafiran lantaran aku, aku Al-Hasyir dimana ummat manusia dikumpulkan pada telapak kakiku, dan aku adalah Al-'Aqib". [Terjemah Hadits Riwayat Bukhari  juz 4, hal. 162]

Terjemah Hadits Nabawi ke 5

عَنْ جَابِرٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: تَسَمَّوْا بِاسْمِى وَ لاَ تَكْتَنُوْا بِكُنْيَتِى. البخارى
Dari Jabir Rodhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shollallahu ’Alaihi Wa Sallam  bersabda, "Sebutlah nama dengan namaku dan janganlah berkunyah dengan gelarku". [Terjemah Hadits Riwayat Bukhori  Bukhari juz 4, hal. 163]
Terjemah Hadits Nabawi ke 6
Sebagian orang berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah! Wahai orang yang terbaik di antara kami dan putera orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid (penghulu) kami dan putera penghulu kami!" Maka seketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُوْلُوْا بِقَوْلِكُمْ وَلاَ يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَبْدُاللَّهِ وَرَسُوْلُهُ، مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُوْنِيْ فَوْقَ مَنْزِلَتِيْ الَّتِيْ أَنْزَلَنِيَ اللَّهُ.

"Wahai manusia, ucapkanlah dengan ucapan (yang biasa) kalian ucapkan! Jangan kalian terbujuk oleh syetan! Aku  adalah Muhammad bin Abdullah, hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tak suka kalian menyanjungku di atas derajat yang Allah berikan kepadaku." (Terjemah Hadits Riwayat Ahmad dan an-Nasa'i).

Terjemah Hadits Nabawi ke 7

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَنَا مُحَمَّدٌ وَ اَنَا اَحْمَدُ وَ اَنَا اْلمَاحِى الَّذِى يُمْحَى بِيَ اْلكُفْرُ وَ اَنَا اْلحَاشِرُ الَّذِى يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى عَقِبِى وَ اَنَا اْلعَاقِبُ وَ اْلعَاقِبُ الَّذِى لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ. مسلم
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari ayahnya bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi, yang lantaran aku kekufuran dihancurkan, aku adalah Al-Hasyir, yang orang-orang akan dikumpulkan di bawah tumitku, aku adalah Al-'Aqib (penutup para Nabi) yang tidak ada lagi nabi sesudahnya". [Terjemah Hadits Riwayat  Muslim  juz 4, hal 1828]
Terjemah Hadits Nabawi ke 8

عَنْ مُحًمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ لِى اَسْمَاءً. اَنَا مُحَمَّدٌ وَ اَنَا اَحْمَدُ وَ اَنَا اْلمَاحِى الَّذِى يَمْحُو اللهُ بِيَ اْلكُفْرَ وَ اَنَا اْلحَاشِرُ الَّذِى يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمَيَّ وَ اَنَا اْلعَاقِبُ الَّذِى لَيْسَ بَعْدَهُ اَحَدٌ. وَ قَدْ سَمَّاهُ اللهُ رَءُوْفًا رَحِيْمًا. مسلم
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari ayahnya bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Maahii, yang lantaran aku Allah menghancurkan kekufuran, aku adalah Al-Hasyir, yang orang-orang akan dikumpulkan di bawah dua telapak kakiku, aku adalah Al-'Aqib, yang sesudahnya tidak ada seorang (Nabi) pun". Dan sungguh Allah telah memberi nama beliau Raufun Rahimun. [Terjemah Hadits Riwayat Muslim juz 4, hal. 1828]
Terjemah Hadits Nabawi ke 9

عَنْ اَبِى مُوْسَى اْلاَشْعَرِيّ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُسَمّى لَنَا نَفْسَهُ اَسْمَاءً فَقَالَ: اَنَا مُحَمَّدٌ وَ اَحْمَدُ وَ اْلمُقَفّى وَ اْلحَاشِرُ وَ نَبِيُّ التَّوْبَةِ وَ نَبِيُّ الرَّحْمَةِ. مسلم:
Dari Abu Musa Al-Asy'ariy, dia berkata : Rasulullah SAW menyebutkan nama beliau kepadaku seraya bersabda, "Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Muqaffi, aku adalah Al-Hasyir, aku adalah Nabi Taubah, dan Nabi Rahmah". [Terjemah Hadits Riwayat Muslim juz 4, hal. 1828]

Adapun lafadz sholawat kepada nabi dalam tasyahud akhir seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW adalah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma Sholli `ala Muhammad wa `ala ali Muhammad, kama shollaita `ala Ibrahim wa `ala ali Ibrahim. Allahumma barik `ala `ala Muhammad wa `ala ali Muhammad, kama barokta `ala Ibrahim wa `ala ali Ibrahim. Innaka hamidun majid.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana shalawat-Mu kepada Ibrahim dan kepada keluarganya. Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana barakah-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Agung

Atau lafadz sholawat kepada nabi dalam tasyahud akhir seperti berikut ini
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَرِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma Sholli `ala Muhammad wa `ala ali Muhammad, kama shollaita `ala Ibrahim wa `ala ali Ibrahim. Wa barik `ala `ala Muhammad wa `ala ali Muhammad, kama barokta `ala Ibrahim wa `ala ali Ibrahim. Innaka hamidun majid.
Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana shalawat-Mu kepada Ibrahim dan kepada keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana barakah-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Agung.
 Kita ketahui bahwa Rasulullah memerintahkan bacaan shalawat tanpa menyertakan kata “SAYYIDINA”.

Terjemah Hadits Nabawi ke 10

عن كَعْبِ بن عُجْرَةَ قال قُلْنَا أو قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَرْتَنَا أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ وَأَنْ نُسَلِّمَ عَلَيْكَ فَأَمَّا السَّلَامُ فَقَدْ عَرَفْنَاهُ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قال قُولُوا اللهم صَلِّ على مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ على إبراهيم وَبَارِكْ على مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ على آلِ إبراهيم إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 [
رواه مسلم]



Artinya: “Diriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah ia berkata: Kami berkata atau mereka berkata: Wahai Rasulullah, engkau menyuruh kami bersalawat kepadamu dan membaca salam kepadamu. Adapun (bacaan) salam kami telah mengetahuinya, tetapi bagaimana cara kami bersalawat kepadamu? Rasulullah saw bersabda: Katakanlah: “Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama barakta ‘ala ali Ibrahim innaka hamidun majid”.” [Terjemah Hadits Riwayat Muslim]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar