Bismillahirrohmanirrohim bukan bagian dari Al
Fatihah
Adapun Hanafi, Hanbali, Maliki dan jumhur fuqaha
berpendapat bahwa Bismillahirrohmanirrohim bukan bagian dari Al Fatihah. Mereka
berdalil dengan hadits qudsi berikut ini!
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَلَّى صَلاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ
فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيلَ لأَبِي هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ
وَرَاءَ الإِمَامِ فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى
قَسَمْتُ الصَّلاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ }قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ{ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ }قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى
عَلَيَّ عَبْدِي وَإِذَا قَالَ{ مَالِكِ يَوْمِ
الدِّينِ }قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
}قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا
سَأَلَ فَإِذَا قَالَ{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ }قَالَ هَذَا
لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu
dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat
tanpa membaca Ummul Qur’an [surat Al-Fatihah] niscaya shalatnya cedera [tidak
sah] yaitu tidak sempurna.” Beliau mengulang sabdanya tersebut tiga kali.
Ada orang bertanya kepada Abu Hurairah:
“Bagaimana jika kami sholat sebagai ma’mum di belakang imam?”
Abu Hurairah berkata: “Bacalah Ummul
Qur’an di dalam dirimu sendiri, karena saya telah mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: bahwa“Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku
membagi sholat [yaitu surat Al-Fatihah] menjadi dua, bagian-Ku dan bagian
hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.
Jika seorang hamba membaca
al-hamdu lillahi rabbil ‘alamin, maka Allah menjawab: “Hamba-Ku memuji-Ku.”
Jika seorang hamba
membaca ar-rahmanir rohim, maka Allah menjawab: “Hamba-Ku menyanjung-Ku.”
Jika seorang hamba
membaca maliki yaumid din, maka Allah menjawab: “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.”
[Dalam riwayat yang lain: Hamba-Ku menyerahkan urusannya kepada-Ku]
Jika seorang hamba membaca
iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, maka Allah menjawab: “Ini untuk-Ku dan untuk
hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”
Jika seorang hamba
membaca ihdinash-shiro-thol mustaqiim, shiro-thol ladzina an’amta ‘alaihim,
ghoiril maghdhubi ‘alaihim wa ladh-dholin, maka Allah menjawab: “Ini untuk
untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.”
(Terjemah Hadits Qudsi Riwayat
Muslim no. 395, Abu Daud no. 821, Tirmidzi no. 2953, Nasai no. 909, Ibnu Majah
no. 3784 dan Ahmad no. 7289)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar