Cari Blog Ini

Kamis, 23 Juni 2016

Jangan Ghuluw

Ghuluw ialah sikap melampau batas atau berlebih-lebihan dalam menjalankan agama meskipun dilandasi dengan niat sekalipun.

Larangan Ghuluw ( larangan melampau batas atau berlebih-lebihan) Dalam Memuji Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Sikap ghuluw telah lama menjangkiti umat-umat terdahulu. Sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Sikap Ghuluw umat Nabi Nuh, Umat Nabi Musa dan Umat Nabi Isa dll dikecam oleh Allah karena telah melebih-lebihkan aturan yang telah diberikan.

Perhatikanlah terjemah Firman Allah dalam Al Qur’an ayat 23 Surat Nuh 23. Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa´, yaghuts, ya´uq dan nasr"( Terjemah Al Qur’an ayat 23 Surat Nuh)

Catatan : Wadd, suwwa´, yaghuts, ya´uq dan nasr adalah orang-orang shalih di kalangan kaum Nabi Nuh, lalu ketika mereka wafat syaithon membisikkan (mewahyukan) kepada mereka (kaum Nabi Nuh) agar meletakkan patung-patung mereka (orang-orang shalih tersebut) pada majlis-majlis tempat yang biasa mereka duduk dan memberikan nama patung-patung tersebut dengan nama-nama mereka, maka mereka pun melaksanakannya, namun pada saat itu belum disembah.

Setelah mereka (generasi pertama tersebut) habis, dan telah terhapus ilmu-ilmu, barulah patung-patung itu disembah.”

Perhatikanlah pula terjemah Firman Allah dalam Al Qur’an ayat 30 Surat At Taubat 30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling(Terjemah Al Qur’an ayat 30 Surat At Taubat)

Perhatikanlah pula terjemah Firman Allah dalam Al Qur’an Ayat 171 Surat An Nisa’ 171. Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara ( Terjemah Al Qur’an Ayat 171 Surat An Nisa’)

Perhatikanlah terjemah hadits berikut ini ! Rasulullah Saw. Hadis Rasulullah Saw.bersabda : “Janganlah kalian memuji/menyanjung aku secara berlebihan, sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah ‘hamba Allah dan Rasul-Nya ( ‘Abduhu wa rosuluhu)” (Terjemah Hadits Riwayat Bukhari)

Dalam sebuah hadits Perhatikanlah bentuk shalawat Nabi yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :

Dari Ka’ab bin Ujrah radhiallahu ‘anhu, bahwa para sahabat pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kami telah memahami tata cara memberi salam kepada Anda, lalu bagaimana cara memberi salawat kepada Anda?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ucapkanlah,: ”Allohumma Sholli ‘Ala Muhammad, Wa’ala Ali Muhammad, Kama Shollaita ‘Ala Ibrohim Wa’ala Ali Ibrohim Wabarik ‘Ala Muhammad Wa ’Ala Ali Muhammad Kama Barokta ‘Ala Ibrohim Wa’ala Ali Ibrohima Innaka Hamidum Majid ”

Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia (Ya Allah, limpahkan kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad seperti Engkau melimpahkan kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad seperti Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim , sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia (Luhur) (Terjemah Hadits Riwayat Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406, dari Ka’ab bin ‘Ujroh).

Keterangan:
a. Shalawat ini disebut dengan “shalawat ibrahimiyah”. b. Ini adalah shalawat terbaik karena Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang mengajarkannya sendiri kepada para sahabat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar