ULAMA BERTANYA: Sejak kapan saudara beragama Kristen?
PENDETA MENJAWAB: Sejak saya dilahirkan.
ULAMA: Apakah saudara benar-benar mempelajari bahwa agama Kristen itu suatu agama yang paling benar?
PENDETA :Iya, memang saya menyadari.
ULAMA: Apakah saudara berkeyakinan bahwa Kitab Injil itu suci?
PENDETA: Ya, saya yakin sekali.
ULAMA: Dari siapakah pengertian saudara bahwa Bibel itu dari Tuhan Yang Maha Suci?
PENDETA : Guru saya menerangkan bahwa Bibel adalah Kitab Suci berisi pengajaran Tuhan Yesus, yang dicatat oleh Rasul-Rasul Matius, Lukas, Yohanes dan Rasul Markus.
ULAMA : Apakah yang dimaksud suci pada Bibel itu mempunyai arti bahwa Bibel Kitab Injil Sekarang Bersih dari pada kesalahan-kesalahan.
PENDETA : Betul demikian. Tetapi kesalahan yang bagaimana yang bapak maksudkan.?
ULAMA : Andaikata ada suatu kitab suci, akan tetapi ayat-ayat di dalamnya diantara yang satu dengan yang lain terdapat perselisihan, apakah kitab itu akan dinamakan Kitab suci?
PENDETA : Tentu bukan kitab suci, karena yang dinamakan kitab suci itu adalah ilham (wahyu) dari Tuhan, yang mustahil terdapat kesalahan atau perselisihan.
ULAMA : Jadi kalau begitu bukan Kitab suci lagi?
PENDETA : Betul, kesuciannya telah batal.
ULAMA : Kalau demikian, tentu isinya tidak dapat dipercaya, kesuciannya atau kebenarannya, karena diantara ayat-ayatnya terdapat perselisihan.
PENDETA : Yang jelas diantara ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan, atau sudah dicampur adukkan dengan karangan manusia, sehingga kesuciannya ternoda. Ringkasnya sudah tidak suci lagi.
ULAMA : Kalau misalnya Bibel Kitab Injil yang sekarang ini terdapat selisih antara satu ayat dengan ayat lain apakah saudara masih berkeyakinan Bibel itu kitab suci?
PENDETA : Saya yakin bahwa Bibel itu kitab suci. Saya tidak yakin kalau Kitab Bibel tidak suci. Terkecuali kalau ada bukti-bukti nyata yang menunjukkan ayat-ayatnya berselisih antara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan keraguan saya tentang kesuciannya. Menurut penelitian bapak, apakah ayat-ayat Bibel ada yang berselisih?
ULAMA : Iya di dalam Bibel banyak ayat yang berselisih
PENDETA : Maksud Anda antara Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru.
ULAMA : Dua-duanya terdapat beberapa perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain.
PENDETA : Di bab apa dan pasal serta ayat berapa?
ULAMA : Pertama soal Ketuhanan Yesus. Sekarang saya ingin bertanya, apakah alasan saudara bahwa Yesus menjadi anak Tuhan?
PENDETA : Dalam "Matius," pasal 3 ayat 17 menyebutkan demikian: "Maka suatu suara dari langit mengatakan: "Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya aku berkenan." Juga di Lukas pasal 4 ayat 41, bahwa "Yesus itu anak Allah."
ULAMA: Kalau begitu silahkan buka "Matius" pasal 5 ayat 9.
PENDETA : Baik. Dalam Matius pasal 5 ayat 9 menyebutkan: "Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah."
ULAMA: Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksudkan " Anak Allah" itu ialah orang yang dihormati seperti Nabi. Kalau Yesus dianggap anak Allah, maka semua orang yang mendamaikan manusia pun menjadi anak-anak Allah juga. Jadi bukan Yesus saja Anak Allah tetapi ada terlalu banyak.
PENDETA : Dalam "Yohanes" pasal 14 ayat 9 disebutkan "Siapa yang sudah tampak Aku, ia sudah tampak Bapa," dan di ayat 10 disebutkan: "tiadakah engkau percaya bahwa aku ini didalam Bapa, dan Bapapun didalam Aku? Segala perkataan yang aku ini katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal didalam Aku. Ia mengadakan segala perbuatan itu."
ULAMA : Baiklah. Silahkan saudara periksa "Yohanes" pasal 17 ayat 23.
PENDETA: : Baik. Di Yohanes pasal 17 ayat 23 ini disebutkan bahwa: "Aku di dalam mereka itu, dan Engkau didalam Aku; supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan."
ULAMA : Perhatikan di Yohanes 17 ayat 23 ini ada tersusun kata "Aku di dalam mereka." Kata "mereka" di ayat ini ialah sahabat Yesus. Sedang yang dimaksudkan "dengan aku" ialah Yesus. Jadi kata "AKU" beserta mereka artinya Yesus beserta sahabat-sahabatnya. Jadi Tuhan itu beserta Yesus dan para sahabatnya. Kalau saudara percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa maka saudara pun harus percaya tentang kesatuan Bapa itu dengan semua sahabat Yesus yang berjumlah 12 orang itu. Jadi bukan Yesus dan Roh suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan,melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan persatuan bukan hanya Tritunggal tetapi 15-tunggal. Jadi berdasarkan perselisihan ayat-ayat tersebut, yang manakah yang benar. Tiga menjadi Tunggal atau 15 menjadi Tunggal. Ayat manakah yang akan saudara yakini, yang tiga menjadi tunggal ataukah yang 15-tunggal itu?
PENDETA : Tunggu dulu Pak, ini agak membingungkan saya.
ULAMA: Tentu akan lebih membingungkan saudara kalau saya tunjukkan ayat yang lain. silahkan periksa "Yohanes" pasal 17 ayat 3.
PENDETA: Baik! Disini Yohanes Pasal 17 ayat 3 menyebutkan: "Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu."
ULAMA: Di Yohanes Pasal 17 ayat 3 ini menyebutkan Tuhan adalah Esa. Dalam Kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa Esa itu berarti satu, tunggal dan disebutkan pula bahwa Yesus Kristus adalah Pesuruh Allah (Utusan/Rasul). Kalau demikian, manakah yang benar. Di satu ayat menyebutkan Tuhan dengan Yesus menjadi satu di lain ayat 15 menjadi satu dan yang lain lagi Tuhan itu Tunggal, sedangkan di Yohanes 17ayat 3 itu pula menyebutkan bahwa Yesus itu pesuruh Allah bukan Tuhan, bukan Anak Allah. Menurut pengakuan saudara mengatakan bahwa suatu Kitab suci yang kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara yang satu dengan yang lain tentu sulit sekali dipercaya kesuciannya, karena yang disebut suci itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.
PENDETA : Iya. terima kasih?
ULAMA : Silahkan buka di "Ulangan" pasal 4 ayat 35.
PENDETA: Baik. DiUlangan pasal 4 ayat 5 ini menyebutkan: "Maka kepadamulah ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi."
ULAMA : Jelas di dalam Bibel sendiri menerangkan bahwa Tuhan itu Esa, Tunggal.
PENDETA: Tetapi itu di dalam Kitab Perjanjian Lama.
ULAMA: Baiklah. Silahkan saudara buka Perjanjian Baru Markus pasal 12 ayat 29.
PENDETA: Baik. Di Markus pasal 12 ayat 29 menyebutkan: "Maka jawab Yesus kepadanya. hukum yang terutama ialah: Dengarlah olehmu hai Israel, adapun Allah Tuhan kita , ialah Tuhan Yang Esa."
ULAMA: Periksa lagi di Perjanjian Lama di "Ulangan" pasal 6 ayat 4.
PENDETA: Baik, di Perjanjian Lama Ulangan pasal 6 ayat 4 disebutkan: "Dengarlah olehmu hai Israel, sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya."
ULAMA: Apakah belum jelas bahwa Bibel sendiri yang menjadi Kitab Sucinya Orang Kristen menyebutkan seterang-terangnya bahwa Tuhan itu tunggal, bukan tiga menjadi satu atau bukan satu menjadi tiga.Dan juga kata di Bibel ada ayat yang menyebutkan Tuhan itu tiga menjadi satu, saya ingin bertanya yang manakah di antara kedua ayat itu yang benar, yang Tunggalkah atau yang tiga menjadi Tunggal. Jadi salah satu dari dua ayat tersebut pasti ada yang benar, karena sudah jelas dua ayat itu tidak sama. Kalau salah satu atau dua-duanya salah, maka kandungan Kitab suci itu ada yang salah; jadi bukan Kitab suci namanya.
PENDETA: Betul juga, salah satu pasti salah atau kedua-duanya salah.
ULAMA: Kalau demikian apakah bibel dapat diyakini kebenarannya sebagai kitab suci, kalau kitab suci itu mengandung kesalahan atau tidak benar isinya ?
PENDETA: Ya, yang disebut kitab suci itu harus bersih dari kesalahan-kesalahan kalau tidak demikian maka batallah kesucian kitab suci itu.
ULAMA : Menurut kepercayaan saudara, apakah Yesus bersatu dengan Allah?
PENDETA: Ya demikian.
ULAMA: Kalau demikian tentu Yesus adalah selalu bersama Allah dan Allah selalu bersama Yesus?
PENDETA: Betul demikian sebagaimana tersebut dalam "Yohanes" 10, ayat 30 yang bunyinya sebagai berikut: "Aku dan Bapa itu satu adanya." Demikian juga Roh suci sebab Roh suci itu menjadi satu dengan Yesus, sebagaimana tersebut dalam injil, ialah setelah Yesus berumur 30 tahun turun roh suci kepadanya dan dibaptiskan oleh pembaptis yaitu Yohanes. Jadi jelas bahwa Yesus, Roh suci, Tuhan adalah Tunggal.
ULAMA: Kalau begitu silahkan buka "Matius" pasal 27 ayat 46.
PENDETA: Baik, di Matius pasal 27 ayat 46 menyebutkan: "Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara yang nyaring katanya: "Eli, Eli lama sabaktani," artinya "Ya Tuhan, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku."
ULAMA: Berdasarkan seruan Yesus di Matius 27ayat 46 itu, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meninggalkan Yesus, waktu akan disalibkan. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, disaat itulah saat tepat untuk menolong Yesus, tetapi kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan Yesus sehingga Yesus sendiri minta tolong.
PENDETA: Tetapi Yesus itu hidupnya memang untuk disalib guna menebus dosa manusia.
ULAMA: Kalau hidupnya Yesus memang untuk disalib, mengapa Yesus tidak bersedia dan menolak untuk disalib. Buktinya di Matius 27 ayat 46 itu Yesus berseru dengan suara nyaring minta tolong pada Tuhan agar ia terlepas dari disalibkan. Dengan kata lain Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa.
PENDETA: Betul juga ya, saya lantas tidak mengerti mengapa ayat-ayat Bibel itu ada yang simpang siur ?
ULAMA: Dari sebab itulah mengapa saudara menyembah Yesus selaku Tuhan yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya sendiri, malah minta tolong. Pantaskah ada Tuhan demikian ? Dan saya lanjutkan pertanyaan, apakah manusia-manusia yang menyalibkan Yesus itu dilaknat?
PENDETA: Tentu saja manusia yang menyalibkan Yesus pasti dilaknat.
ULAMA: Mestinya tidak dilaknat,seharusnya Yesus harus berterima kasih kepada mereka yang menyalibkan dia, bahkan mereka itu seharusnya mendapatkan ganjaran pahala, karena menurut keterangan saudara, kehidupan Yesus itu harus disalib untuk menebus dosa-dosa. Jadi manusia-manusia yang telah menyalib Yesus itu berjasa kepada Yesus dan penganut-penganut kristen. Akan tetapi mereka yang sudah terbukti berjasa itu malah dilaknat. Mestinya mereka itu masuk surga dan dipuji-puji atas jasanya.
PENDETA: Betul juga, atau sekurang-kurangnya memang sulit dimengerti, akan tetapi Roh Tuhan bersatu dengan Yesus itu tidak mustahil. Sebagaimana banyak manusia yang kesurupan hantu, jin malaikat atau makhluk-makhluk halus lainnya, sehingga tindakan tindakan dan perbuatannya menurut kehendak makhluk halus tersebut. Demikian juga ada yang kemasukan Roh suci seperti roh malaikat sehingga tindakan-tindakan dan perbuatannya adalah suci.
ULAMA: Kalau demikian Apa Manusia yang kesurupan jin itu disebut jin.
PENDETA : Tidak!
ULAMA: Apa Yesus yang bersatu dengan Roh Tuhan itu disebut Tuhan?
PENDETA: Mestinya tidak juga.
ULAMA: Seharusnya begitu. Jadi jelas bahwa Yesus yang menerima Roh ketuhanan tentunya bukan Tuhan. Manusia yang menerima wahyu Tuhan itu bukan Tuhan melainkan adalah utusanTuhan,Pesuruh Tuhan. Sesuai dengan pengakuan Yesus sendiri sebagaimana tersebut dalam "Yohanes' pasal 17 ayat 3 yang berbunyi: "Supaya mereka itu mengenal Engkau. Allah Yang Maha Esa dan Benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu."
PENDETA: Saya lantas tambah tidak mengerti tentang Ketuhanan Yesus itu.
ULAMA: Menurut keterangan saudara tadi, bahwa manusia yang bersatu dengan makhluk halus atau kesurupan makhluk halus seperti roh-roh, jin dan malaikat, maka tindakan dan perbuatannya pasti menurut kehendak atau menyerupai perbuatan makhluk-makhluk halus itu?
PENDETA: Iya, Benar begitu.
ULAMA: Kalau demikian maka Yesus yang saudara akui bersatu dengan Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya menyerupai perbuatan Tuhan.
PENDETA: Mestinya begitu.
ULAMA: Akan tetapi kenyataannya tidak demikian. Tuhan tidak tidur tetapi Yesus tidur, Tuhan tidak makan tetapi Yesus makan, Tuhan tidak sakit tetapi Yesus sakit, Tuhan tidak menyembah kepada siapapun tetapi Yesus menyembah Tuhan. Tuhan tidak mati tetapi Yesus mati, walaupun menurut Doktrin Kristen hidup kembali tetapi ia mati.
PENDETA: Menurut anggapan kami orang Kristen salah satu yang meyebabkan Yesus bersatu dengan Tuhan, karena ia mengetahui yang gaib.
ULAMA: Kalau begitu silahkan buka "Markus" pasal 13 ayat 31 dan 32.
PENDETA: Baik, Markus pasal 13 ayat 31 dan 32 itu menyebutkan: "Sesungguhnya langit dan bumi akan lenyap tetapi perkataanku kekal. Tetapi akan harinya atau ketikanya itu tidak diketahui oleh seorang juapun, baik segala malaikat yang di sorgapun tidak, anak itu pun tidak, hanyalah Bapa saja."
ULAMA: Jelas di Bibel sendiri tertulis, Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu kapan hari kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri. Jadi tegas Yesus sendiri tidak mengetahui waktunya hari kiamat, yang termasuk suatu yang gaib. Yang tidak tahu itu pasti bukan Tuhan.
Pendeta : Tetapi Yesus menyebutkan dirinya di ayat ini dengan kata: "Anak," yang berarti ia anak Tuhan.
ULAMA: Silahkan buka "Matius" pasal 1 ayat 16.
PENDETA: Baik. Di Matius pasal 1 ayat 16 disebutkan: "dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maria; ialah yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus."
ULAMA: Jelas bahwa yang diperanakkan itu pasti bukan Tuhan sebagaimana tersebut dalam ayat tersebut Silahkan periksa lagi "Keluaran" pasal 4 ayat 22.
PENDETA: Baik. Di Keluaran Pasal 4 ayat 22 disebutkan: "Maka pada masa itu hendaklah katamu kepada Fir'aun demikian: 'Inilah firman Tuhan: Bahwa Israil itulah anakku laki-laki,yaitu anakku yang sulung'."
ULAMA: Di Keluaran Pasal 4 ayat 22 disebutkan bahwa Israil adalah anak tuhan yang sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak yang keberapa , tanda Tanya kan. Jelas sekali bahwa berdasarkan Bibel sendiri Anak Tuhan itu banyak,bukan Yesus saja. silahkan buka lagi "Yeremia" pasal 31 ayat 9.
PENDETA: Baik Di Yeremia Pasal 31 ayat 9 menyebutkan, "Akulah bapak bagi Israil; dan Afraim itulah anak yang sulung."
ULAMA: Jelas sekali bahwa berdasarkan Bibel sendiri Anak Tuhan itu banyak,bukan Yesus saja.
PENDETA: Tetapi dalam "Matius," pasal 1 ayat 18, menyebutkan sebagai berikut: "Adapun kelahiran Yesus Kristus demikian adanya: Tatkala Maria, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum keduanya bersetubuh, maka nyatalah Maria itu hamil dari pada roh kudus." Roh kudus artinya Roh Tuhan.Oleh karenanya maka Yesus itu adalah anak Tuhan, sebagaimana juga di "Matius" pasal 1 ayat 20 menyebutkan: "Yusuf bermimpi seorang Malaikat, Tuhan berkata: "Hai Yusuf, anak Daud janganlah engkau kuatir menerima Maria itu menjadi istrimu karena kandungan itu terbitnya dari pada Roh kudus."
ULAMA: Kalau begitu silahkan buka: "Kisah Rasul," pasal 6 ayat 5.
PENDETA: Baik, Di Kisah Rasul pasal 6 ayat 5 menyebutkan: "Maka perkataan ini diperkenankan oleh sekalian orang banyak itu, lalu memilih Stephanus, yaitu seorang yang penuh dengan iman, dan Roh kudus, dan lagi Philippus, dan Prokhorus dan Nikanor dan Simion dan Parmenas dan Nikolaus yaitu mualaf asalnya dari negeri Antiochia."
ULAMA : Jadi berdasarkan ayat Bibel Di Kisah Rasul pasal 6 ayat 5 sendiri menunjukkan bahwa Roh Kudus itu bukan pada Yesus saja. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu Roh Suci, atau Roh Kesucian yang maksudnya roh yang bersih dari roh-roh kotor, bukan seperti roh setan atau hantu. Sebagaimana halnya para Nabi lainnya dengan roh sucinya. . Lebih jelas harap saudara periksa dalam "Kisah Rasul," pasal 5 ayat 32.
PENDETA: Di "Kisah Rasul," pasal 5 ayat 32. menyebutkan: "Dan kami inilah saksi atas segala perkara itu," demikian juga Roh Kudus yang dikaruniakan Allah kepada sekalian orang yang menurut Dia."
ULAMA : Silahkan periksa lagi dalam 'Lukas', pasal 1 ayat 41
PENDETA: Di'Lukas', pasal 1 ayat 41 menyebutkan bahwa: "Maka berlakulah tatkala Elisabet mendengar salam Maria itu, meloncatlah kanak-kanak yang didalam rahimnya itu dan Elisabet penuh roh kudus."
ULAMA : Sudah jelas sekali bahwa arti Roh kudus adalah Roh Suci yang dikaruniakan oleh Allah kepada siapapun yang dikehendakinya. Kalau sekiranya Roh Kudus itu diartikan dengan Allah atau Roh Allah maka bukan Yesus saja menjadi Tuhan atau anak Tuhan, melainkan semua orang yang taat kepada Tuhan, para Nabi dan Elisabet (istri Zakaria) pun mestinya disebut Tuhan juga. Mengapa hanya yesus saja yang disebut Tuhan atau anak Tuhan ?
PENDETA: Yesus dianggap Tuhan oleh karena ia mempunyai roh Ketuhanan, terbukti dengan pangkat Ketuhannnya sehingga ia dapat menghidupkan orang mati. Inilah kesamaan Allah dengan Yesus
ULAMA : Menurut saudara bahwa Yesus dianggap Tuhan karena dapat menghidupkan orang mati, Kalau begitu, silahkan periksa di "Kitab Raja-raja yang kedua" pasal 13 ayat 21
PENDETA: Baiklah di "Kitab Raja-raja yang kedua" pasal 13 ayat 21 menyebutkan: "Maka sekali peristiwa apabila dikuburkannya seorang Anu, tiba-tiba terlihat mereka itu suatu pasukan lalu dicampakkannya orang mati itu kedalam kubur Elisa, maka baru orang mati itu dimasukkan ke dalamnya dan kena mayat Elisa itu, maka hiduplah orang itu pula, lalu bangun berdiri."
ULAMA : di "Kitab Raja-raja yang kedua" pasal 13 ayat 21 menyebutkan bahwa malah tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. Elisa di waktu tak bernyawa, malah hanya dengan tulang-tulangnya, yang di dalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Jadi bukan Yesus saja dapat menghidupkan orang mati bahkan tulang-tulang Elisa dapat menghidupkan orang mati. berarti tulang-tulang Elisa adalah tulang-tulang ketuhanan. Kalau Yesus di waktu hidupnya dapat menghidupkan orang mati,disebut Tuhan, seharusnya Elisa juga dianggap Tuhan juga. Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib karena dapat menghidupkan orang mati maka Elisa lebih ajaib dari pada Yesus.karena hanya dengan tulang-tulang Elisa di dalam kubur dapat menghidupkan orang mati. Periksa lagi di "Kitab Raja-Raja yang pertama," pasal 17 ayat 22.
PENDETA: Baiklah. di "Kitab Raja-Raja yang pertama," pasal 17 ayat 22 menyebutkan:"Maka didengar akan Do'a Elisa itu, lalu kembalilah nyata kanak-kanak itu kedalamnya sehingga hiduplah ia pula."
ULAMA : Kalau secara adil, seharusnya Elisa dianggap Tuhan juga. Karena Elisa dapat menghidupkan orang mati juga. Mengapa hanya Yesus saja yang disebut Tuhan
PENDETA: Karena Yesus dapat menyembuhkan orang buta sehingga melihat.
ULAMA : Kalau begitu periksa "Kitab Raja-Raja yang kedua," pasal 6 ayat 17 dan 30.
PENDETA:Baiklah. Di"Kitab Raja-Raja yang kedua," pasal 6 ayat 17 dan 30 menyebutkan bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang buta, sehingga dapat melihat.
ULAMA: Kalau begitu, Elisa pun harus diangap Tuhan juga, karena menyamai Yesus dan menyamai sifat Tuhan.
PENDETA: Sekali lagi Yesus dapat menyembuhkan penyakit lepra (penyakit kusta).
ULAMA: Silahkan periksa kitab Raja-Raja yang kedua pasal 5 ayat 10 dan 11.
PENDETA: Baik.Di kitab Raja-Raja yang kedua pasal 5 ayat 10 dan 11.bahwa Elisa dapat menyembuhkan orang sakit kusta bernama Naaman.
ULAMA: Jadi Elisa pun dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta malah dapat menghidupkan orang mati seperti Yesus. Mengapa tidak diangkat juga menjadi Tuhan?
PENDETA: Akan tetapi pasal kejadian Yesus tanpa pencampuran laki-laki dengan istrinya. Inilah kelebihan rohnya Yesus daripada rohnya Elisa.
ULAMA: Asal kejadian Nabi Adam tanpa bapak dan ibu. Mengapa Adam tidak dianggap Tuhan. Juga Hawa asal kejadiannya tanpa ibu, tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam. Mengapa Hawa tidak dianggap Tuhan
PENDETA: Tetapi Adam dan Hawa kedua-duanya berdosa.
ULAMA: Kalau begitu Yesuspun berdosa, karena Yesus keturunan Maria, sedang Maria keturunan Adam dan Hawa. Yesus sendiri pernah dibawa oleh Iblis ke puncak gunung. Pantaskah Tuhan dibawa oleh Iblis ? Silahkan saudara periksa"Lukas" pasal 4 ayat 5.
PENDETA: Baik. Di "Lukas" pasal 4 ayat 5. menyebutkan: "Maka Iblis pun membawa dia (Yesus) ke puncak gunung."
ULAMA: Nah, suatu kejadian aneh, Yesus yang dianggap Tuhan dibawa iblis yang berarti ia tunduk kepada kemauan iblis. Aneh Ada Tuhan dibawa Iblis.
PENDETA: Walaupun demikian Yesus tetap suci daripada dosa.
ULAMA: Para Nabi lainnya pun suci dari pada dosa. Akan tetapi mereka tidak dianggap sebagai Tuhan dan para Nabi itu pun tidak menganggap dirinya selaku Tuhan, malah Yesus sendiripun tidak juga mengaku Tuhan, sedangkan pengikut-pengikutnya mempertuhankan dia (Yesus).
PENDETA: Tidak demikian, Nabi-nabi berbuat dosa tetapi Yesus tidak
ULAMA: Kata siapa Yesus tidak pernah berbuat dosa ? Yesus pun pernah berbuat dosa dan pernah minta ampun pada Allah dan diberi ampun atas perbuatan dosanya. Silahkan saudara periksa sendiri di "Matius" pasal 6 ayat 12.
PENDETA: Baikalah. Di "Matius" pasal 6 ayat 12 menyebutkan: "Dan ampunilah kiranya kami segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami."
ULAMA: Jelas Yesus sendiri meminta ampun akan kesalahannya. Jadi dia pernah berbuat kesalahan.
PENDETA: Tetapi di ayat ini juga ada menyebutkan bahwa Yesus suka memberikan ampun semua kesalahan orang kepadanya.
ULAMA: Kalau hanya begitu, kitapun bisa. Kitapun bersedia memberikan ampun kepada orang-orang yang berbuat kesalahan kepada kita.
PENDETA: Tetapi tidak ada manusia selain Adam yang dilahirkan kedunia ini tanpa Bapak, melainkan Yesus saja. Jadi masih dapat dibenarkan kalau Yesus disebut "Putera Tuhan" atau "Tuhan Anak."
ULAMA: Supaya lekas beres urusan ini, silahkan saudara periksa di Kitab Bibel atau Injil, Kitab Suci saudara sendiri. Silahkan saudara periksa di "Ibrani" pasal 7 ayat 1, 2 dan 3.
PENDETA: Baik, di "Ibrani" pasal 7 ayat 1, 2 dan 3.di pasal dan ayat ini menyebutkan seperti berikut: "Adapun Melkisedek itu, yaitu raja di Salem dan Imam Allah taala, yang sudah berjumpa dengan Ibrahim tatkala Ibrahim kembali daripada menewaskan raja-raja, lalu diberkatinya Ibrahim."Kepadanya juga Ibrahim sudah memberi bahagian sepuluh Esa. Makna Melkisedek itu kalau diterjemahkan, pertama-tama artinya raja keadilan, kemudian pula raja di Salem, yaitu raja damai." Yang tiada berbapak dan tiada beribu dan tiada bersilsilah, dan tiada berawal."
ULAMA: Cukup, saudara telah membaca di kitab suci saudara sendiri, bahwa Melkisedek seorang raja di Salem tanpa Bapak dan Ibu, malah tiada silsilahnya. Sesuai dengan pendapat saudara, apakah cerita yang disebutkan dalam kitab suci saudara ini berupa dongengan atau cerita-cerita khayalan. Kalau dikatakan dongeng atau cerita khayalan, maka apakah saudara akan terima kalau ada yang mengatakan bahwa kitab suci saudara ada mengandung cerita-cerita khayalan atau dongengan yang dibuat-buat. Dan kalau saudara masih mempertahankan kesucian kitab saudara itu mengapakah saudara tidak mengangkat Melkisedek menjabat Tuhan juga, malah jabatan ketuhanannya tentunya lebih tinggi daripada Yesus. Dan berpegang dengan pendirian saudara sendiri bahwa kelahiran Melkisedek itu lebih ajaib dari Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan tanpa Bapak sedangkan Melkisedek dilahirkan tanpa Bapak dan Ibu. Selain itu Melkisedek masih mempunyai kelebihan lagi daripada Yesus, oleh karena Yesus dilahirkan dengan bersilsilah, yaitu dari Maria, sedangkan menurut Bibel sendiri Melkisedek dilahirkan tanpa silsilah sama sekali. Apakah saudara masih akan mempertahankan ketuhanan Yesus?
PENDETA: Saya lantas tidak mengerti dan menjadi bingung!!
ULAMA: Tidak mengerti itu tidak apa-apa, dan bingung sebenarnya tidak apa-apa, karena kalau sudah mengerti rasa bingung akan lenyap dengan sendirinya.
PENDETA: Tetapi dalam kitab: "Wahyu," pasal 22 ayat 13 menyebutkan: "Maka Aku inilah Alif dan Ya, yang terdahulu dan yang kemudian. Yang Awal dan Yang Akhir."
ULAMA: Rangkaian perkataan itu bukan perkataan Yesus sendiri, melainkan firman Allah kepada Yesus. Bukti kebenaran perkataan saya ini silahkan saudara periksa di Kitab "Wahyu" tersebut pasal 21 ayat 6.
PENDETA:Baiklah. di Kitab "Wahyu" pasal 21 ayat 6 menyebutkan: "Maka firmannya kepadaku: "Sudahlah genap; Aku inilah Alif dan Ya, yaitu yang awal dan yang Akhir
ULAMA: Jelas di ayat itu menyebutkan: "Maka firmannya kepadaku," Siapakah yang berfirman kepadaku dalam tanda kutip kepada Yesus di ayat ini?
PENDETA: Tentu Allah yang berfirman.
ULAMA: Jadi yang berfirman Aku inilah Alif dan Ya, yang Awal dan Yang Akhir, bukan perkataan Yesus sendiri, tetapi firman Allah kepada Yesus.
PENDETA: Saya lantas makin tidak mengerti, malah tambah membingungkan saya .Kalau begitu betul anda, tentu saya bimbang atau sekurang-kurangnya meragukan saya atas kebenaran Yesus selaku Tuhan.
ULAMA: Bimbang atau tidaknya terserah saudara, yang jelas tidak ada niat sama-sekali untuk mengajak saudara meninggalkan Agama Kristen. Yang penting adalah diskusi dan penelitian semata-mata. Meneliti dan menganalisa terhadap sesuatu adalah hak semua orang, asalkan penelitian itu benar-benar tidak mengganggu ketentraman umum. keyakinan itu timbul setelah menyelidiki dan meneliti dengan kepuasan. Di dalam Agama Islam tidak ada paksaan. Yang penting menyampaikan (da'wah), tidak lebih dari itu.
PENDETA: Ya, terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar