Cari Blog Ini

Minggu, 11 Desember 2016

Karma


Karma

Istilah Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari kata Kr (Karma) artinya "bertindak, tindakan,perbuatan, kinerja"

Dalam Kitab Weda Perbuatan baik disebut Subha Karma dan perbuatan buruk disebut Asubha Karma. Dan semuanya itu disebut Karma.

Konsep karma ini berasal dari India kuno dan dijaga kelestariannya di filsafat Agama Hindu, Agama Jain, Agama Sikh dan AgamaBudha.
Di dalam Kitab Weda Agama Hindu disebutkan Ada tiga jenis karma yaitu :

•Prarabda karma yaitu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang dan diterima dalam hidup sekarang juga.

•Kriyamana karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang di dunia ini tetapi hasilnya akan diterima setelah mati di alam baka (akhirat)

•Sancita karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang hasilnya akan di peroleh pada kelahiran yang akan datang ( Lahir kembali ke dunia )

Dalam Kitab Weda Agama Hindu disebutkan bahwa Kehidupan sekarang adalah akibat dari kehidupan sebelumnya dan akan berdampak pada kehidupan masa datang.

Jadi adanya penderitaan dalam kehidupan ini walaupun seseorang selalu berbuat baik, hal itu disebabkan oleh karmanya yang lalu (sancita karma), terutama yang buruk yang harus ia nikmati hasilnya sekarang.

Dalam syariat Agama Islam bahwa orang yang hidup sekarang ini bukan orang yang pernah hidup di masa lalu. Orang yang sudah mati tidak akan lahir ke dunia ini lagi.

Sancita Karma Phala dalam keyakinan agama Hindu adalah hasil dari perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang. Bila karma kita pada kehidupan yang terdahulu baik, maka kehidupan kita sekarang akan baik pula ( senang, sejahtera, bahagia ).
Sebaliknya bila perbuatan kita terdahulu buruk maka kehidupan kita yang sekarang inipun akan buruk ( selalu menderita, susah, dan sengsara ). Atau sering disebut Karma Phala Dahulu-Sekarang.

Sesungguhnya istilah hukum karma tidaklah dikenal dalam syari’at Agama Islam terutama pada poin ke tiga ( Sancita karma) karena istilah yang demikian ini adalah istilah di dalam ideology, keyakinan aqidah agama Hindu, Agama Budha dan Agama Dharma lainnya.

Dalam syariat agama Islam, apabila orang sudah mati tidak akan lahir kembali ke dunia, jasadnya di kubur di kuburan, sedang rohnya kembali ke alam kubur ( alam barzah ) yang terdapat di atas langit ke tujuh .

Oleh karena itu tidak selayaknya kita bertaqlid (mengikuti, meniru) membenarkan kesimpulan Agama lain yang berakibat hukum karma diakui keabsahannya oleh masyarakat Islam

Taqlid itu dilarang oleh syariat Agama Islam, dilarang mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 36 Surat Al Isro’ ( Bani Isroil)

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا (٣٦)

36.Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.{(Terjemah Al Qur’an Ayat 36 Surat Al Isro’ ( Bani Isroil)}

Allah memerintahkan Umat Islam, agar bertanya kepada ahlinya yaitu kepada orang yang mempunyai pengetahuan, Jika tidak tahu atau tidak mengerti tentang syariat Agama Islam

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 43 Surat An Nahl.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٤٣)

43.Dan Aku tidak mengutus sebelum kamu ( Muhammad), kecuali orang-orang lelaki yang Aku beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan ( ahlinya ) jika kamu tidak mengetahui. (Terjemah Al Qur’an Ayat 43 Surat An Nahl)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 7 Surat Al Anbiya.

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٧)

7.Aku tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Aku beri wahyu kepada mereka, Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu (ahlinya) jika kamu tiada mengetahui. (Terjemah Al Qur’an Ayat 7 Surat Al Anbiya)

Hukum Karma Agama Hindu, Agama Budha, dan Agama Darma lainnya pada jenis Prarabda karma dan Kriyamana karma ada persamaan dengan doktrin agama Islam, walaupun serupa tapi tidak sama.

Karena dalam syariat Agama Islam juga mengenal doktrin sebab akibat bahwa perbuatan baik akan berakibat baik dan perilaku buruk akan berakibat buruk.

Apabila perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang di dunia ini maka hasilnya akan diterima dalam hidup sekarang juga dan akan diterima pula di akhirat kelak

Kesimpulannya dalam syariat agama Islam cukup hanya satu poin saja katakanlah HUKUM PEMBALASAN SEBAB AKIBAT, bukan hukum karma yang jumlahnya ada 3 poin itu.

Hukum Pembalasan Sebab Akibat ini banyak dijelaskan di dalam Al Qur’an.

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 41 Surat Ar Rum

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٤١)

41.Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia sendiri, supaya mereka dapat merasakan akibat perbuatan mereka sendiri, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).{ Terjemah Al Qur’an Ayat 41 Surat Ar Rum}

Perhatikanlah Pula Terjemah Al Qur’an Ayat 21 Surat As Sajdah.

وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الأدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الأكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٢١)

21.Dan mereka akan Ku adzab dengan adzab yang kecil dulu (di dunia) sebelum Ku adzab dengan adzab yang lebih besar nanti (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali sadar (ke jalan yang benar).{Terjemah Al Qur’an Ayat 21 Surat As Sajdah}

Perhatikanlah Pula Terjemah Al Qur’an Ayat 7 dan Ayat 8 Surat Az Zalzalah.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (٧) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨)

7.Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.8.dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Terjemah Al Qur’an Ayat 7 dan Ayat 8 Surat Az Zalzalah.)

Minggu, 18 September 2016

Singgasana Allah dan Singgasana Iblis ( Azazil )



Dahsyatnya Dendam kesumat iri dan dengki Iblis ( Azazil ) kepada Adam dan anak cucunya sangat melebihi Sejuta Milyar Trilyun kali dari panasnya api neraka yang sangat panas.

Selalu Terbayang di benaknya dahulu kala betapa bangganya ketika dirinya menjadi Pemimpin Malaikat (Sayidul Malaikat ) dan Khazinul Jannah (Bendaharawan Surga, Juru Kunci Surga; Penjaga Pintu Surga)

Iblis (Azazil) selalu teringat pada Sahabatnya Para Malaikat, dia teringat pula ketika dirinya dilaknat oleh Allah , dan di usir dari Surga turun ke dunia, Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail Menangis.

Terbayang pula kenangan apabila melihat Arsy Singgasana Allah yang berada di atas air tersebut dipikul oleh Para Malaikat Pemikul Arsy mengeluarkan cahaya yang sangat indah.

Oleh Sebab itu Di Alam dunia ini Iblis membangun singgasana dan istana di lautan ( di atas air pula). Hal itu dengan maksud untuk menandingi Arsy Allah Ta’ala yang berada di atas air yang terletak di atasnya Surga Firdaus.

Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Pencipta dan Dia menguasai segala ciptaan-Nya, mengaturnya, dan menjaganya. Allah Ta’ala lebih Mulia dari segala makhluk yang Dia ciptakan. Allah Ta’ala lebih besar dari segala makhluk-makhluk tersebut.

Makhluk Allah yang paling besar dibanding seluruh makhluk ciptaan-Nya yang lain adalah Arsy Allah Ta’ala yang menutupi alam jagat semesta ini sebagai atapnya (Alam dunia dan Alam Akhirat).

Arsy berada di atas seluruh makhluk-Nya yang lain .Dengan demikian kelirulah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu berada di mana-mana.

Arsy yang agung yang telah dijadikan Allah untuk diri-Nya sebagai singgasana-Nya dalam ketinggian, luas, tiang-tiang, bentuk, pemikulnya dan malaikat-malaikat berada di sekeliling Arsy serta kebagusan dan keindahannya. Arsy itu terbuat dari yaqut (jenis permata yang sangat indah (pen)) yang berwarna merah”.

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 26 Surat An-Naml.

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (٢٦)

26. Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang besar ( Agung)" (Terjemah Al Qur’an 26 Surat An-Naml)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 129 Surat At-Taubah.

فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (١٢٩)
 
129. jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang Agung". (Terjemah Al Qur’an Ayat 129 Surat At-Taubah)

Arsy adalah makhluk Allah Ta’ala yang paling besar dan yang paling tinggi merupakan singgasana Allah Ta’ala bentuknya seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang berada di atas air yang terletak di atasnya Surga Firdaus, yang dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat yang menutupi alam jagat semesta ini sebagai atapnya (Alam dunia dan Alam Akhirat).

Perhatikanlah Terjemah Hadits berikut ini !

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا سَأَلْتُمُ الله فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ اْلجَنَّةِ وَ أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Jika kalian meminta, mintalah (surga) Al-Firdaus, karena dia adalah tengah-tengah surga dan yang paling tinggi, dan di atasnya adalah Arsy- Nya Allah Yang Maha Penyayang, dan darinya terpancar sungai-sungai surga.” (Terjemah Hadits Riwayat Bukhari).

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 75 Surat Az Zumar

وَتَرَى الْمَلائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٧٥)
75.dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam". (Terjemah Al Qur’an Ayat 75 Surat Az Zumar)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 54 Surat Al A’rof

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤)
54.Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. (Terjemah Al Qur’an Ayat 54 Surat Al A’rof)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 3 Surat Yunus

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (٣)

3. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (Terjemah Al Qur’an Ayat 3 Surat Yunus)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 2 Surat Ar Ra’du

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الأمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ (٢)

2. Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.( Terjemah Al Qur’an Ayat 2 Surat Ar Ra’du)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 59 Surat Furqon

الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا (٥٩)
 
59.( Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. (Terjemah Al Qur’an Ayat 59 Surat Furqon)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 4 Surat As Sajadah.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا شَفِيعٍ أَفَلا تَتَذَكَّرُونَ (٤)

4.Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? (Terjemah Al Qur’an Ayat 4 Surat As Sajadah.)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 4 Surat Al Hadid

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٤)

4.Dialah ( Allah) yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Terjemah Al Qur’an Ayat 4 Surat Al Hadid)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 7 Surat Ghofir ( Surat Mukmin)

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (٧)

7.(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, { Terjemah Al Qur’an Ayat 7 Surat Ghofir ( Surat Mukmin)}

Singgasana Allah Ta’ala berada di atas air yang terletak di atasnya Surga Firdaus.

Sedangkan Singgasana dan istana Iblis ( Azazil ) berada di atas air laut di dunia ini

Iblis ( Azazil) memiliki banyak istana. Dia pindah dari satu istana ke istana yang lain untuk mengatur kerajaannya.

Perhatikanlah Terjemah Hadits berikut ini !

Telah bercerita kepada kami Abu Ahmad telah bercerita kepada kami Sufyan dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Singgasana Iblis adalah di tengah laut, disanalah ia mengirimkan para tentaranya. Yang paling tinggi kedudukannya adalah yang paling besar kejahatannya “.( Terjemah Hadits Riwayat Ahmad no.14027)

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim, berkata Ishaq: Telah mengkhabarkan kepada kami, sedangkan Utsman berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A’masy dari Abu Sufyan dari Jabir berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: Sesungguhnya singgasana Iblis berada di atas laut, ia mengirim bala tentaranya kemudian mereka menggoda manusia. Yang paling agung bagi iblis (Azazil)adalah yang paling besar godaannya.” (Terjemah Hadits Shahih Riwayat Muslim No.5031)

Telah bercerita kepada kami Abu Mu’awiyah telah bercerita kepada kami Al ‘A’masy dari Abu Sufyan dari Jabir berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Iblis meletakkan istananya di atas air kemudian mengutus pasukannya. Singgasana paling rendah di air dihuni oleh yang paling besar kejahatannya, Iblis mendatangi satu persatu anggotanya, ada yang menjawab ‘Saya telah melakukan ini dan itu’, maka (Iblis Azazil) berkata; ‘Kamu belum berbuat apa-apa”. (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: “Kemudian ia mendatangi yang lain dan berkata; ‘Saya tidak meninggalkan dia, sampai saya bisa memisahkan dia dengan isterinya'”. (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: “Maka ia (iblis Azazil) tersebut menjadikan anggotanya yang telah berhasil memisahkan suami-isteri itu dekat dengannya”, atau beliau bersabda: “Maka ia selalui menyertainya, hingga raja iblis itu berkata; ‘Anak buah terbaik adalah kamu(Terjemah Hadits Riwayat Ahmad No.13858)


Jumat, 16 September 2016

Dosa besar yang samar yang tak pernah terpikirkan adalah memecah-belah agama , mencerai - beraikan umat menjadi beberapa golongan

Ternyata Diantara dosa besar yang samar yang tak pernah terpikirkan adalah memecah-belah agama , mencerai - beraikan umat menjadi beberapa golongan adalah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrik).

Dosa besar yang tidak dapat diampuni oleh Allah jika sampai dibawa mati adalah dosa syirik ( menyekutukan Allah ).



Bermacam-macam perbuatan syirik, karena sangat banyaknya pepatah mengatakan TAK DAPAT DIHITUNG DENGAN JARI.

Mulai saat ini Umat Islam marilah kita bersatu tidak perlu ikut kelompok-kelompok golongan yang manapun. Mengapa ?

Ternyata Diantara dosa besar yang samar yang tak pernah terpikirkan adalah memecah-belah agama , mencerai - beraikan umat menjadi beberapa golongan adalah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrik).


Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 30, Ayat 31, Ayat 32 Surat Ar Rum.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٣٠)مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (٣١)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (٣٢)

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui 31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrik) 32. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.( Terjemah Al Qur’an Ayat 30, Ayat 31, Ayat 32 Surat Ar Rum)

Ayat 30, Ayat 31, Ayat 32 Surat Ar Rum semakna dengan ayat 52, ayat 53, ayat 54 Surat Al Mukminun.

Perhatikanlah Terjemah 30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui 31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah (musyrik) 32. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.( Terjemah Al Qur’an Ayat 30, Ayat 31, Ayat 32 Surat Ar Rum)

Ayat 30, Ayat 31, Ayat 32 Surat Ar Rum semakna dengan ayat 52, ayat 53, ayat 54 Surat Al Mukminun.

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an ayat 52, ayat 53, ayat 54 Surat Al Mukminun.

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ (٥٢)فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (٥٣)فَذَرْهُمْ فِي غَمْرَتِهِمْ حَتَّى حِينٍ (٥٤)
52. Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku. 53.Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). 54. Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu. (Al Qur’an ayat 52, ayat 53, ayat 54 Surat Al Mukminun)

Perbuatan yang dianggap sebagai mengganti agama fitrah dengan agama sesat dan karena menjadikan agama fitrah menjadi beberapa kelompok agama dan madzab, sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi, Nasrani, Majusi, para penyembah berhala, dan para pemeluk agama yang salah.

Yang dimaksud Fitrah Allah ialah ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan

Karena mengaku sebagai bagian dari umat Islam tetapi berbuat seperti apa yang diperbuat kaum musyrikin maka para pemilik perilaku memecah-belah agama ini

Maka oleh Allah dimasukkan dalam golongan mereka ( golongan orang musyrik). Disejajarkan dengan para penyembah tuhan-tuhan selain Allah. Menyembah Allah tetapi meminta kepada selain Allah atau sebaliknya meminta kepada Allah tetapi menyembah selain Allah. Dengan demikian maka para pemecah-belah agama Allah adalah para pelaku syirik akbar, hal ini sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala ayat Ayat 30, Ayat 31, Ayat 32 Surat Ar Rum tersebut.

Perpecahan umat Islam menjadi beberapa golongan dan madzab-madzab mengakibatkan konsep Islam yang datangnya dari Allah dan rasul-Nya, tidak dapat terlaksana secara kaffah .

Memeluk dan mengamalkan Islam secara kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dilaksanakan oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di mana pun dia tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik dalam sekup besar ataupun kecil, baik pribadi atau pun masyarakat, semua masuk dalam perintah ini : “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh) Pada ujung ayat yang sama, kita dilarang mengikuti jejak langkah syaithan, karena sikap mengikuti jejak-jejak syaithan bertolak belakang dengan Islam yang kaffah.

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 208 Surat Al Baqoroh

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (٢٠٨)

208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Terjemah Al Qur’an Ayat 208 Surat Al Baqoroh)

Islam kaffah maknanya adalah Islam secara menyeluruh, dengan seluruh aspeknya, seluruh sisinya, yang terkait urusan iman, atau terkait dangan dengan akhlak, atau terkait dengan ibadah, atau terkait dengan mu’amalah, atau terkait dangan urusan pribadi, rumah tangga, masyarakat, negara, dan yang lainnya mengikuti petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah ( Al Hadits) ,bukan mengikuti Pendapat dan fatwa, bukan pula mengikuti kelompok golongan dan madzab-madzab.

Foto

Rabu, 31 Agustus 2016

Jangan menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini.


Janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. Jangan menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini.

Tidak ada dalil untuk ikut kelompok ini, kelompok itu, tidak ada dalil untuk ikut madzab ini madzab itu. Prinsip yang benar adalah mengikuti Al Qur’an dan As Sunnah.

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 116 Surat Al An’am berikut ini !

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ (١١٦)

116.Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah (Terjemah Al Qur’an Ayat 116 Surat Al An’am)

Dalam ayat 116 Surat Al An’am ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan Umat Islam agar tidak mengikuti kebanyakan manusia, karena yang mereka ikuti hanyalah persangkaan belaka. Hanya karena kedangkalan ilmu agama maka manusia banyak tertipu oleh kelompok mayoritas, karena kebenaran tidak ditentukan oleh banyak orang yang berbuat, akan tetapi kebenaran adalah syariat Allah azza wa jalla yang diturunkan kepada Rosulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 42 Surat Al Baqoroh berikut ini !

وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٤٢)

42.Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui (Terjemah Al Qur’an Ayat 42 Surat Al Baqoroh)

Hal itu, karena kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini agama yang dijalankan telah menyimpang bercampur aduk dengan ajaran agama lain dan tradisi nenek moyang.

Ayat 116 Surat Al An’am dan Ayat 42 Surat Al Baqoroh ini menunjukkan bahwa banyaknya orang yang melakukan sesuatu bukanlah menjadi tolok ukur terhadap suatu kebenaran, dan menunjukkan bahwa sedikitnya orang yang menempuh berada di atas rel kebenaran ajaran agama Islam, oleh karenanya para pengikut kebenaran adalah orang yang paling sedikit jumlahnya namun paling tinggi kedudukan dan pahalanya di sisi Allah.

Tidak ada dalil untuk ikut kelompok ini, kelompok itu, tidak ada dalil untuk ikut madzab ini madzab itu. Allah dan Rasul-Nya sama sekali tidak mewajibkan kepada seseorang untuk mengikuti salah satu madzhab tertentu , namun yang diwajibkan adalah mengikuti petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah.

Perhatikanlah Terjemah ayat 103 Surat Ali Imron berikut ini !

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣)
103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (Terjemah ayat 103 Surat Ali Imron berikut ini)

Perhatikanlah Terjemah ayat 32 Surat Ali Imron berikut ini !

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (٣٢)

32. Katakanlah:"Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang ingkar".( Terjemah ayat 32 Surat Ali Imron)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 69 Surat An Nisa’ berikut ini !

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (٦٩)

69. dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (Terjemah Al Qur’an Ayat 69 Surat An Nisa’)

Orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah

Tidak ada dalil untuk ikut Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Wahabi, Salafi, Ahlus Sunnah Wal jamaah, Hizbut Tahrir, Jamaah Tablig, Syiah, Imam Maliki, Imam Hanbali, Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Persis, LDII, dan lain sebagainya.

Selasa, 30 Agustus 2016

HANYA ALLAH SAJA YANG MENGETAHUI HAL GHAIB



Tidak ada yang tahu hal ghoib selain Allah . HANYA ALLAH SAJA YANG MENGETAHUI HAL GHAIB. Pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib.


Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 65 Surat Al Naml.

 
65. Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.( Terjemah Al Qur’an Ayat 65 Surat Al Naml)

Perhatikanlah pula Terjemah Al Qur’an Ayat 59 Surat Al An ‘am

59. dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Terjemah Al Qur’an Ayat 59 Surat Al An ‘am)

Namun Allah menurunkan Al-Qur’an yang berisi firman-firmanNya di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu termasuk masalah ghoib

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 89 Surat An Nahl berikut ini !
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ (٨٩)

89. (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.( Terjemah Al Qur’an Ayat 89 Surat An Nahl).

Maka atas perkenan dan kehendak Allah pula, Allah memerintahkan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam untuk menjelaskan kepada manusia sebagian perkara ghaib. Maka dari itu Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan tentang perkara yang ghaib sebatas yang beliau ketahui dari wahyu Allah saja.

Informasi hal ghoib yang terdapat dalam Al Qur’an dan As Sunnah banyak sekali antara lain : Pengetahuan tentang Allah, nama - nama -Nya, kitab-kitab-Nya, Nabi dan Rosulullah, Waliyullah, berita tentang makhluk-makhluk ruhaniah, seperti malaikat dan jin, berita tentang kehidupan sesudah mati di alam barzakh, kehidupan ruh sebelum dibangkitkan, surga dan neraka ,pahala dan dosa , dan lain sebagainya. Semuanya masalah ghoib.

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 30 dan Ayat 31 Surat Fushshilat
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (٣٠) نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (٣١) 


30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah( Surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Terjemah Al Qur’an Ayat 30 Surat Fushshilat)

31.Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.(Terjemah Al Qur’an Ayat 31 Surat Fushshilat)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 1-4 Surat Al Ikhlas
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤ ) 

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Terjemah Al Qur’an Ayat 1-4 Surat Al Ikhlas)

Perhatikanlah Terjemah Al Qur’an Ayat 99 dan Ayat 100 Surat Al Mukminun

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)


99. (Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) 100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan (Terjemah Al Qur’an Ayat 99 dan Ayat 100).

Mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, Yaitu kehidupan di alam barzah ( alam kubur), yang membatasi antara dunia dan akhirat.

Alam Barzah disebut juga dengan alam kubur ( bukan kuburan). Alam ini “ghoib” seperti Alam Roh. Alam Barzah terdapat di atas langit ke tujuh.Oleh karena itu, tidak mungkin orang menyelidikinya. Satu-satunya informasi yang boleh dan wajib dipegang adalah Wahyu Ilahi.baik berupa surah Al Quran maupun hadist shahih. Bahwa alam Barzakh itu berada di atas langit ke tujuh, yang membatasi antara dunia dan akhirat